"Mengingat langkah pembuatan kebijakan China yang disengaja, pihak berwenang mungkin memilih untuk bermain-main dengan waktu," kata Wei-Liang Chang, ahli strategi makro di DBS Bank di Singapura.
Dia mengatakan mereka dapat memperpanjang bantuan likuiditas melalui masa tenggang pembayaran kupon Evergrande, mengingat tidak ada obligasi dolar yang jatuh tempo hingga Maret 2022.
Disaat genting, saham Evergrande meraup beberapa keuntungan pada Kamis tapi pada hari Jumat malah turun 6%, sementara saham unit kendaraan listriknya turun 18% ke level terendah empat tahun.
Obligasinya juga sedikit turun pada hari Jumat dan obligasi luar negeri dengan pembayaran segera jatuh tempo, terakhir diperdagangkan sekitar 30 sen dolar. (TYO)