Mengutip Ensiklopedia Britannica, darah biru kepiting tapal kuda mengantung protein yang disebut coagulogen. Coagulogen ini dapat mendeteksi bakteri dengan sangat akurat, lalu menangkap bakteri itu dan menguncinya dalam gumpalan.
Coagulogen dalam darah kepiting ini ditemukan pada 1956, dan sejak saat itu ilmuwan di Amerika Serikat mengembangkan tes Limulus Amoeboctye Lysate (LAL) untuk mendeteksi keberadaan atau kontaminasi bakteria yang berbahaya.
Tes LAL ini telah dilisensi oleh U.S. Food and Drug Administration (FDA) pada 1977. Tes ini berguna untuk melindungi umat manusia dari bakteri berbahaya yang mungkin muncul pada cairan yang disuntikkan ke dalam tubuh.
Tes LAL bekerja lebih cepat, sehingga ilmuwan dapat memperoleh hasil tes dalam 45 menit saja. Untuk mendapatkan coagulogen ini, darah biru dipanen dari kepiting tapal kuda hidup-hidup.
Proses panen darah ini diklaim tidak menyakiti kepiting, namun dapat menurunkan angka harapan hidup kepiting hingga 30%. Banyak vaksin dan obat telah dibuat berkat darah biru kepiting tapal kuda.