“Seperti misalnya Omicron itu nggak papa, nggak usah kaget, nggak usah cemas, nggak usah panik. Masyarakat kita itu tidak panik, tidak cemas, bahkan sejak dari awal,” ungkap Masdalina.
Bahkan, masyarakat kini cenderung abai. “Panik itu kan harus dibuktikan dengan apa? Panic buying, seperti memborong barang-barang, nggak ada. Saking tidak paniknya, kita menjadi abai dengan apa yang sudah terjadi itu ya,”papar dia.
“Peningkatan kasus sudah 17.000, dua kali lipat lebih tinggi dibanding Minggu lalu, masyarakat masih menganggap nggak apa-apa kok, kata pemerintah ini ringan saja. Meninggal lebih dari 7 Omicron masih juga nggak apa-apa kok, kata pemerintah ini ringan-ringan saja. Jadi awareness dalam komunikasi risiko itu menjadi penting ya,” ungkap Masdalina.
(SANDY)