Inti pembahasan serta diskusi Rancang Aksi dalam Lokakarya di Bali ini yaitu Cipta Ruang (Placemaking), yang mana dapat digunakan pula menjadi sumber daya inspirasi dan kreativitas untuk diterapkan di daerah-daerah asal. Selain itu, mengenai Penjenamaan Kota (City Branding) sebagaimana telah lama diperjuangkan ICCN sejak tahun 2015, hingga berhasil menjadikan jejaring Kota Kreatif Dunia dari Indonesia, seperti Pekalongan, Bandung, Ambon, serta Jakarta.
Lokakarya di Bali ini diisi dengan diskusi bersama para narasumber di antaranya, Rifandi Nugroho (Asisten Kurator Segala Bidang PKN 2023), Abi Kusno (Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XV, Bali dan Nusa Tenggara Barat), Ida Bagus Agung Gunarthawa (Pendiri Samsara Living Museum, Sekretaris Jenderal ICCN), tim Febriyan Bagus Ramadhana (Executive Manager Heartz Agency dan IP Developer Animation Factory), Yudhi Setiawan (Kurator Kuliner Pasar Papringan Temanggung), Ibe Karyanto (Dewan Kurator PKN Tahun 2023), sampai kolaborasi The Apurva Kempinski Bali.
Kolaborasi tersebut untuk menciptakan dampak dan inspirasi yang berkelanjutan melalui eksplorasi alam dan budaya Indonesia, dengan empowering collaboration atau kolaborasi yang memberdayakan, hingga circular economy. Di sini terlihat potensi budaya lokal, kolaborasi, dan kreativitas, jalan fungsinya juga sampai pada peningkatan kualitas hospitality dalam negeri.
Aktivitas Lokakarya di Bali ini tidak hanya rangkaian diskusi bersama para narasumber, Rancang Aksi yang melibatkan keaktifan seluruh peserta dari 10 provinsi, pembukaan Kolaborasi Samsara Living Museum dan Kempinski, tetapi juga terdiri dari kegiatan Tur Budaya dan Jenama, yang di antaranya meliputi Perkebunan Salak Desa Sibetan, IOI Brewery, Museum Pustaka Lontar, Taman Ujung, serta Superlative Gallery.
Kegiatan lokakarya dari Gerakan Kalcer untuk Jenama Berdaya yang menjadi bagian dari PKN Tahun 2023 ini selanjutnya akan mencapai puncak pada Lokakarya Luring di Bandung, 27-29 Juli 2023, sekaligus Rakornas ICCN 2023.
(ADV/FRI)