Setelah lulus SMP pada 1984, Paiman nekat merantau ke Jakarta dan bekerja sebagai tukang sapu sekolah swasta. Ia lakoni pekerjaan itu selama satu tahun, dengan harapan ia juga bisa belajar di sekolah itu.
Ia akhirnya berhasil menamatkan SMA, namun lagi-lagi karena terkendala biaya. Paiman tak bisa langsung berkuliah. Ia bekerja dulu sebagai satpam, lantas menabung gajinya untuk biaya kuliah sarjana.
Dengan semangatnya yang tak pernah surut, Paiman berhasil melanjutkan pendidikannya bahkan hingga jenjang S2 dan S3. Ia juga sukses menjadi dosen, namun di sela-sela tugas mengajarnya, ia juga membuat usaha percekatan, pengetikan, bahkan membuka warung nasi padang dan warung bakso.
“Lalu saya banting setir untuk berbisnis di bidang properti, kos-kosan, beli tanah dan dijual hingga nilai investasinya miliaran rupiah,” ujar Paiman, dikutip dari Sindonews, Senin (17/7).
Paiman berhasil membuktikan, bahwa semangat dan kerja keras akhirnya terbayar di kemudian hari. Selain menjadi dosen, seperti informasi di atas, Paiman bahkan naik jabatan hingga menjadi rektor univesitas swasta, dan kini ia menjadi wakil menteri.