Berdasarkan penurunan posisi kas masing-masing perusahaan, Wen dari Blue Lotus memperkirakan bahwa Alibaba, JD.com, dan Meituan secara kolektif menghabiskan sekitar 2 miliar yuan setiap kuartal untuk menawarkan subsidi dan diskon makanan kepada pelanggan.
Wen menilai persaingan antar makanan akan berlangsung sepanjang tahun seiring berlanjutnya persaingan untuk menarik pengguna baru. "Persaingan ini mungkin akan mereda awal tahun depan jika para pesaing memilih untuk mengarahkan lebih banyak investasi ke bidang-bidang seperti AI," ujarnya.
Namun, Kepala Riset di DZT Research yang berbasis di Singapura bernama Ke Yan lebih pesimis. Persaingan ketat dalam layanan antar makanan China tidak akan mereda setidaknya selama 12 bulan ke depan, ujarnya melalui WeChat.
"Keuntungan Meituan akan terus tertekan karena harus mengeluarkan biaya untuk subsidi makanan dan berekspansi secara internasional," kata Ke.
Raksasa layanan lokal ini telah meluncurkan layanan pesan-antar makanan luar negerinya, Keeta, di pasar di luar China daratan. Di Hong Kong, Keeta berhasil mengalahkan pesaingnya, Deliveroo, yang hengkang dari pusat keuangan Asia tersebut pada bulan Maret.