sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

KLHK Luncurkan Sarana Terbaru di Taman Komodo untuk Wisata Alam, Edukasi, hingga Riset

Ecotainment editor Ikhsan PSP
07/02/2023 06:55 WIB
Menteri KLHK meluncurkan Pemanfaatan Sarana Prasarana Wisata Alam Loh Buaya di Pulau Rinca, Taman Nasional (TN) Komodo untuk edukasi, riset, dan wisata alam.
KLHK Luncurkan Sarana Terbaru di Taman Komodo untuk Wisata Alam, Edukasi, hingga Riset. (Foto: MNC Media)
KLHK Luncurkan Sarana Terbaru di Taman Komodo untuk Wisata Alam, Edukasi, hingga Riset. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Siti Nurbaya Bakar, meluncurkan Pemanfaatan Sarana Prasarana Wisata Alam Loh Buaya di Pulau Rinca, Taman Nasional (TN) Komodo untuk edukasi, interpretasi, wisata alam dan riset.

Sarana prasarana edukasi dan interpretasi meliputi kompleks area Komodo Information Center yang diberi nama “Niang Komodo” dan infrastruktur pendukungnya, antara lain jalan jerambah (elevated deck), penginapan untuk ranger, peneliti dan pemandu wisata, pos istirahat, pos jaga atau ticketing, SPAM jaringan air minum, reservoir, dermaga dan pengaman pantai. 

Dia berharap pemanfaatan sarana prasarana wisata alam di Pulau Rinca dapat menggaungkan bentuk ketegasan dan keseriusan Pemerintah Indonesia dalam mempertahankan kelestarian lingkungan di mata dunia. Sarana prasarana wisata alam Loh Buaya ini agar bermanfaat secara fungsional.

“Kita akan eksplorasi hal-hal yang lebih baik lagi. Semoga ke depan akan menjadi lebih baik dan membawa kesejahteraan bagi masyarakat,” kata Menteri Siti dalam keterangan pers, Senin (6/2/2023).

Siti menyampaikan pengembangan TN Komodo sebagai salah satu Destinasi Parawisata Super Prioritas (DPSP) telah menempuh jalan panjang sejak Pertengahan 2016. Dan tentu saja juga upaya sebelumnya The New SeVen Wonder. 

"Kita juga tahu bahwa Taman Nasional Komodo ini juga merupakan World Heritage,"kata dia.  

Dia menuturkan, arahan langsung dan teknis lapangan diberikan oleh Presiden pada banyak kunjungan kerja lapangan kepada berbagai Kementerian terkait selain KLHK, seperti PUPR, Kemenhub, Kemenparekraf, dan bahkan BNPB, Basarnas dan lain-lain. 

Siti mengungkapkan pihaknya terus melakukan eksplorasi langkah terpadu dengan pendekatan persyaratan dalam suatu rencana penggunaan lahan (land use) yaitu persyaratan teknis wisata, persyaratan manajemen, dan persyaratan konservasi.

“Saya sangat bersyukur kita sampai pada fase ini sekarang untuk wisata premium Pulau Komodo. Ini semua atas kerja keras semua pihak, pemerintah, Pemda dan masyarakat, para tokoh dan pelaku jasa wisata. Dukungan politis juga sangat penting dalam upaya ini. Terima kasih  untuk itu semua” ucapnya.

Ke depan, masih ada hal-hal yang sangat penting yang harus dieksplorasi, termasuk upaya mengoptimalkan posisi TN Komodo sebagai Warisan Dunia UNESCO. Selain itu, diupayakan agar kawasan konservasi dapat bermanfaat untuk menjadi pusat-pusat pertumbuhan.

(FRI)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement