Selain itu, industri transportasi dan pergudangan pun mengalami hal serupa. Menurut data Biro Statistik Tenaga Kerja AS, sekitar 222.000 posisi dalam industri tersebut tak terisi.
"Ini adalah pasar tenaga kerja yang sangat kompetitif di luar sana. Dan tentu saja, ini juga penyumbang terbesar tekanan inflasi yang kami lihat dalam bisnis ini," kata Kepala Keuangan Amazon Brian Olsavsky. Dia mengaku Amazon telah menghabiskan banyak uang untuk masalah tenaga kerja.
Amazon mengharapkan permintaan yang tinggi pada masa liburan ini, sedangkan para pekerja pun memasuki masa liburan. Padahal, menurut Deloitte, penjualan ritel pada masa ini diperkirakan akan meningkat 9% dari tahun lalu, dengan penjualan e-commerce yang juga tumbuh hingga 15%.
Selain Amazon, Walmart juga mempekerjakan karyawan tetap selama liburan. Di lain sisi, perusahaan UPS, Kohl's (KSS), Michaels, dan lainnya hanya merekrut staf sementara.
Saat ini, Amazon belum mengumumkan rencana merekrut pekerjaan musiman, meski tahun lalu menambahkan 100.000 pekerja sementara.