IDXChannel - Seorang pria bernama Brandon Dalaly telah menanam chip di tangannya untuk memudahkan penggunaan teknologi NFC. Pria yang diketahui sebagai penggemar biomodifikasi itu kini dapat melakukan banyak hal digital hanya dengan menempelkan tangannya.
"Ini merupakan yang pertama kalinya, karena saya memiliki Tesla, dan sekarang saya menggunakannya sebagai kunci, ketika kunci Bluetooth saya gagal atau saya lupa menaruh kunci, saya cukup menggunakan tangan saja," Katanya, dikutip dari TechSpot, Rabu (24/8/2022).
Selain membuka pintu mobil Tesla miliknya, ada banyak aktivitas digital lain yang memang iabisa lakukan melalui chip di tangan kirinya. Mulai dari membuka kunci rumahnya dan juga menyimpan informasi seperti portofolionya, kartu kontak, informasi medis, serta kartu vaksinasi Covid.
Dalaly menambahkan implan yang cukup besar di tangannya. Ia menggunakan VivoKey Apex, chip elemen aman NFC tanpa kontak yang memungkinkan transaksi aman dan applet kartu java yang harganya dibandrol $300 atau setara Rp 3,1 jutaan.
Dalaly menjelaskan bahwa dia berada dalam grup beta yang terdiri dari sekitar 100 orang yang menggunakannya, dan bahwa perusahaan di balik komponen memiliki toko aplikasi tempat pengguna dapat menginstal aplikasi secara nirkabel ke dalam chip tertanam mereka.
Chip dilapisi dengan zat biokompatibel seperti biopolimer dan bioglass, yang memungkinkan mereka untuk dikemas oleh jaringan tubuh setelah ditanamkan. Chip ditempatkan di tangannya oleh penindik profesional dengan ongkos pemasangan sebesar USD100 atau Rp1,4 jutaan.
Implan ini sering menimbulkan kekhawatiran tentang kerentanannya untuk diretas atau digunakan secara tidak sengaja. Tetapi Dalaly mengatakan bahwa, seperti teknologi NFC ponsel, skenario seperti itu tidak mungkin dan biasanya hanya mungkin terjadi ketika seseorang atau mesin hampir menyentuh tangannya.
Implan chip tetap menjadi area kontroversial. Ada banyak balasan Twitter negatif untuk posting Dalaly tentang apa yang dilakukannya, terutama dari orang-orang yang memasang perangkat medis karena kebutuhan dan bukan karena pilihan. Dan duntuk diketahui, Dalalay bukan yang pertama melakukannya.
(NDA)