IDXChannel - Robot lumba-lumba seberat seperempat ton dengan harga £18 juta atau sekitar Rp364,8 miliar digadang-gadang dapat menggantikan hewan tersebut di taman kehidupan laut yang penuh kontroversial.
Robot dengan panjang 2,5 meter yang dibalut silikon medis ini bisa berenang di bawah air dan berperilaku layaknya lumba-lumba di kehidupan nyata. Bahkan, ia bisa melakukan trik untuk banyak orang.
Gagasan ini dicetuskan oleh sebuah perusahaan animatronik yang telah membuat makhluk untuk film blockbuster Hollywood seperti Free Willy, Deep Blue Sea, Avatar, Flipper dan Anaconda. Mereka mengharapkan suatu saat inovasinya dapat membantu membebaskan 3.000 mamalia cerdas yang hidup di industri bernilai multi miliar poundsterling.
Organisasi kesejahteraan PETA memposting gambar robot Delle yang sangat realistis berenang bersama anak-anak di Stadion Renang John C. Argue, Los Angeles, The Sun melaporkan.
Kelompok tersebut mengatakan bahwa teknologi itu memungkinkan manusia untuk mendapat pengalaman dan belajar tentang lumba-lumba tanpa mengurung mereka pada tangki beton.
"Program 'berenang dengan lumba-lumba' yang kejam di mana mereka secara traumatis diculik dari laut, dipisahkan dengan ibunya dan terkadang semua itu dilakukan secara ilegal akan segera berakhir,” Aktivis Katherine Sullivan menambahkan seperti dilansir The Mirror.
Di Eropa, 20 negara telah melarang atau membatasi hewan di sirkus, tetapi pengalaman bertemu lumba-lumba di tempat-tempat seperti Orlando dan Florida, menarik ratusan ribu wisatawan setiap tahun. Meskipun pendapatan yang turun menunjukkan bahwa audiens menurun karena masalah kesejahteraan.
Dibuat oleh perusahaan Selandia Baru Edge Innovations, robot lumba-lumba dapat mengembalikan minat orang-orang itu, kata CEO Walt Conti.
Harganya empat kali lipat harga lumba-lumba hidup di taman hiburan. Rumor yang beredar mengatakan investor China mendanai pekerjaan awal proyek ini sambil berjanji untuk menggunakan robot di negara itu.
Edge sebelumnya mengatakan meski biayanya tinggi, lumba-lumba robotik tidak memerlukan perawatan dan pemantauan suhu yang sama dengan lumba-lumba asli. Hidup mereka juga lebih lama dari rekan hidup mereka, yang hanya bertahan rata-rata 20 tahun di penangkaran dibandingkan dengan 30 hingga 50 tahun di alam liar.
Direktur kreatif untuk program animatronik Edge, Roger Holzberg, mengatakan, “idenya adalah menciptakan semacam Sesame Street di bawah air.”
“Karakter tersebut mengajari generasi bagaimana merasakan berbagai jenis aspek umat manusia dengan cara yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Dan itulah yang kami impikan dengan proyek ini,” lanjutnya.
Sebelumnya, para penonton tidak mengetahui bahwa lumba-lumba animatronik itu tidak nyata.
Fakta lain mengungkapkan bahwa robot tersebut memungkinkan manusia tetap aman saat berada lebih dekat daripada dengan hewan aslinya.
Penerapan teknologi tidak hanya berhenti pada lumba-lumba saja. Pengalaman Edge sebelumnya dapat memberi kesempatan para pecinta hal ekstrem untuk berenang bersama hiu putih besar bahkan reptil era jurassic.
(SANDY)