INDUSTRI TEKSTIL TERTEKAN KENAIKAN HARGA BAHAN BAKU DAN PRODUK IMPOR
IDX CHANNEL- Kinerja industri tekstil dan produk tekstil (TPT) pada Q1/2022 tumbuh dobel digit mencapai 12,45 persen (YoY). Pertumbuhan dipicu penjualan dalam negeri yang meningkat tajam memanfaatkan momen Hari Raya Idul Fitri dan investasi baru dalam rangka penambahan kapasitas produksi dari hulu sampai hilir.
Meski demikian, pelaku industri TPT di tanah air belum bisa tidur nyenyak, sebab masih menghadapi ancaman terkait kondisi ekonomi global yang terdampak perang Rusia-Ukraina. Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament Indonesia (Apsyfi) menyebutkan, perang yang memicu krisis energi terutama kenaikan harga minyak dunia, membuat bahan baku utama polyester yaitu PTA menjadi USD850 per ton. Harga PTA sebelumnya sekitar USD600 per ton.
Tantangan berikutnya adalah kebijakan Kementerian Perdagangan yang membuka kembali keran impor produk tekstil untuk importir umum (API-U), dengan alasan memenuhi kebutuhan bahan baku Industri Kecil Menengah (IKM) di dalam negeri. Padahal, asosiasi mengklaim dalam tiga kuartal terakhir terbukti mampu mensuplai bahan baku, dimana puncak permintaan terjadi pada Q1/2022.