Sama seperti Aiptu Wayan, Bripka Seladi juga memulung sampah di sela-sela kesibukannya sebagai polisi. Dilansir dari Sindonews.com (23/2), Ia mulai memulung sampah pada 2006, dan awalnya, ia hanya mengumpulkan sampah di Mapolres Malang Kota, juga di beberapa toko.
Pertama kali memulung, Seladi hanya mengantongi Rp25.000, namun penghasilan itu kian lama kian bertambah seiring waktu berjalan. Tadinya, Seladi menjual sampah-sampah yang telah ia pilah ke pengepul barang bekas, namun beberapa tahun kemudian pengepul yang mendatangi Seladi untuk membeli sampah.
Mulanya saat awal-awal memulung, para pengepul itu tidak tahu bahwa Seladi adalah anggota kepolisian. Namun lama kelamaan mereka mengetahuinya, sebab sering bertemu dengan Seladi bertugas di jalan.
Seladi mengaku tak pernah malu dengan pekerjaan sampingannya ini. Ia memutuskan untuk memulung demi menambah penghasilan, untuk memenuhi kebutuhan biaya hidup dan pendidikan ketiga anaknya.
Setelah beberapa tahun menjadi pemulung, Seladi mulai mengerti jenis sampah yang masih bernilai jual. Pada 2008 akhirnya ia menyewa rumah yang kondisinya sudah rusak untuk dijadikan tempat penampungan dan pemilahan sampah.