Awalnya usaha warteg Sayudi sempat morat-marit karena pengelolaan yang salah dari karyawan-karyawannya. Dari sinilah ia terpikir untuk membuka kemitraan dengan saudaranya.
Sejak saat itu, Kharisma Bahari berkembang menjadi warteg dengan peluang franchise. Jika investor menggunakan karyawan yang dikelola oleh manajemen Kharisma Bahari, maka pembagian keuntungannya akan 50:50.
Saat ini, warteg Kharisma Bahari dapat ditemui di titik-titik keramaian ibu kota Jakarta dan sekitarnya. Sayudi membuka opsi franchise dengan biaya Rp130 juta di luar biaya kios, memungkinkannya untuk ekspansi dengan luas.
Kisah sukses kedua yang menarik untuk diulas adalah kisah pendirian restoran Ayam Bakar Mas Mono. Siapa yang menyangka pemilik dan pendiri restoran ini adalah orang yang bekerja serabutan?
Mas Mono, sang pendiri, pernah bekerja sebagai sales, office boy, bahkan berjualan gorengan untuk menyambung hidup. Ia mulai berbisnis kuliner pada 2011 dengan membuka warung Ayam Bakar Mas Mono.