Saat itu belum ada PMI maupun bank darah di Solo. Ketika mendapatkan hasil pemeriksaan, Andi mendapati golongan darahnya cocok dengan istri Gunawan, yakni O. Padahal Andi ingat betul golongan darahnya adalah AB.
Maka dia menyampaikan temuan itu ke RS yang menawari persalinan istri Gunawan. Dia justru menerima feedback yang akhirnya memotivasinya untuk mendirikan Prodia, yakni diminta untuk memanfaatkan keahliannya untuk mendirikan faskes yang baik di Solo.
Andi dan keempat temannya itu akhirnya menanggapi saran itu dengan serius. Mereka patungan mengumpulkan modal dan memulai laboratorium Prodia. Saat itu tempat usaha mereka hanya kios kecil di Jalan Pasar Nongko 83, Solo.
Awalnya tentu saja Prodia serba kekurangan. Alat lab yang dipakai pun berasal dari hibah Universitas Atmajaya, tempat Andi dan Gunawan bekerja. Sementara temannya yang lain membantu membuatkan perkakas.
Dari kios kecil, Prodia berkembang pesat sebagai jaringan laboratorium dengan pelayanan yang profesional di Indonesia. Perusahaan ini memiliki koneksi erat dengan jaringan akademisi di bidang kesehatan di Indonesia.