sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

5 Perusahaan Keluarga yang Masih Bertahan di BEI, Intip Perjalanan Bisnisnya

Inspirator editor Kurnia Nadya
10/03/2025 17:57 WIB
Perusahaan-perusahaan ini telah berdiri belasan hingga puluhan tahun, melampui naik turun perubahan dan perkembangan perekonomian Indonesia.
5 Perusahaan Keluarga yang Masih Bertahan di BEI, Intip Perjalanan Bisnisnya. (Foto: Gudang Garan)
5 Perusahaan Keluarga yang Masih Bertahan di BEI, Intip Perjalanan Bisnisnya. (Foto: Gudang Garan)

3. Salim Group

Salim Group adalah konglomerat yang didirikan oleh Sudono Salim dan kini diteruskan oleh Anthony Salim. Salim Group membawahi banyak perusahaan yang mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia. 

Antara lain PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP), PT Indomobil Sukses Sukses Internasional Tbk (IMAS), dan sebagainya. 

Salim Group juga membawahi divisi dan perusahaan yang masih berstatus privat dengan lini produk yang populer di Indonesia. Antara lain PT Bogasari Flour Mill, Indomaret, dan PT Indolakto (Indomilk). 

Salim Group tidak hanya bergerak di bidang produksi makanan, tetapi juga bergerak di sektor asuransi, otomotif, perkebunan sawit, media, restoran, dan sebagainya. Anthony Salim pun memiliki kepemilikan saham pada beberapa perusahaan di luar Salim Group. 

Sudono Salim juga mendirikan Bank Central Asia bersama Mochtar Riady, sebelum akhirnya bank tersebut dibeli oleh Djarum Group dan kini menjadi milik Hartono bersaudara. 

4. Sinar Mas 

Sinar Mas juga merupakan konglomerat yang didirikan oleh Eka Tjipta Widjaja. Sinar Mas memiliki lini bisnis yang terdiversifikasi, dan membawahi banyak perusahaan yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia. 

Melalui Asia Pulp & Paper, Sinar Mas memiliki PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM) dan PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP). Ada PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) dan PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS) pada Sinar Mas Land. 

Sementara pada lini agribisnis perusahaan ini memiliki PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (SMAR). Pada lini pertambangan terdapat PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) dan PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS). 

Sinar Mas juga merupakan pemilik PT Smart Telecom Tbk (FREN), salah satu provider jaringan telekomunikasi di Indonesia. Konglomerat ini juga memiliki banyak anak-anak usaha di tiap lini bisnisnya. 

Melalui Sinar Mas Land, perusahaan ini membangun kota mandiri BSD, beragam pusat-pusat perbelanjaan (ITC, FX, dll), apartemen, dan bangunan real estate lainnya di Jakarta dan kota-kota besar lainnya. 

Franky Oesman Widjaja, salah satu anak Eka Tjipta Widjaja, masih terlibat dalam pengelolaan bisnis di Sinar Mas. 

5. PT Gudang Garam Tbk (GGRM)

Gudang Garam adalah salah satu produsen rokok terbesar di Indonesia. Gudang Garam didirikan oleh Tjoa Ing-Hwie atau Surya Wonowidjojo pada 1956 di Kediri, Jawa Timur. Pada saat itu Surya memproduksi rokok kretek dan kelobot dengan merek Inghwie. 

Pada 26 Juni 1958, Surya mengganti nama perusahaannya menjadi Perusahaan Rokok Tjap Gudang Garam. Konon nama ‘Gudang Garam’ diperoleh Surya dari mimpinya. Pada awal pembukaan usaha, Gudang Garam hanya punya 50 pekerja. 

Melansir laman resmi Gudang Garam (10/3), pada 1960 Surya membuka cabang di Gurah, tak jauh dari Kediri, di mana ada sekitar 200 karyawan yang bekerja di sini. Pulang pergi Gurah-Kediri naik kereta yang dibiayai oleh perusahaan.

Pada 1966, Gudang Garam berhasil menjadi produsen rokok sigaret kretek tangan terbesar di Indonesia. Saat itu produksinya mencapai 50 juta batang per bulan. Dua tahun setelahnya, Gudang Garam mendirikan dua unit produksi baru.  

Sampai 1979, Gudang Garam masih memproduksi rokok lintingan sendiri di saat produsen lain sudah lebih dulu menggunakan mesin. Setelah menggunakan mesin, produksi Gudang Garam meningkat menjadi 17 miliar batang per tahun. 

Gudang Garam didirikan ketika Surya masih berusia 35 tahun. Dia bermigrasi ke Indonesia pada usia tiga tahun dan menetap di Sampang, Madura. Surya sejak kecil telah akrab dengan pabrik rokok.

Sepeninggal Surya, Gudang Garam dikelola oleh putra pertamanya, Rachman Halim. Saat ini, Gudang Garam dipimpin oleh putra ketiga Surya, yakni Susilo Wonowidjojo. Susilo meninggalkan bangku SMA untuk membantu ayahnya bekerja di perusahaan. 

Gudang Garam mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia pada 27 Agustus 1990. 

Itukah sederet perusahaan keluarga yang masih bertahan di BEI. 


(Nadya Kurnia)

Halaman : 1 2 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement