Sekarang pemain lawas di Procter & Gamble dan Uber ini, menghadapi ancaman menakutkan dari pemerintahan China sehingga para investor kini mulai skeptis.
Hanya dalam tempo 55 jam sejak pagi hari di tanggal 22 Maret, saham perusahaan vaping RLX ambruk 54%. Ini memangkas lebih dari USD16 miliar dari pangsa pasar sebuah startup.
Krisis ini terus berlanjut sepanjang pekan akibat para investor melakukan aksi jual akibat isu tentang industri yang terancam kebijakan otoriter dari regulator tembakau China.
Sementara Komisi Keamanan dan Pertukaran mengumumkan akan segera melakukan penegakan hukum untuk menuntut perusahaan China di bursa saham untuk menyerahkan hasil audit atau risiko bila terjadi delisting dari pasar modal. (TYO)