“Juga mengantarkan belanjaan ke warung-warung langganan ibu. Sambil terus belajar materi dan latihan fisik sebelum tes penerimaan Polri,” tambahnya.
Ayahnya, Suyanto, pun sempat tidak menyangka putranya akan lolos tes seleksi penerimaan Polri. Anak lelakinya yang setiap hari membantunya berdagang sayur dan ikut pergi ke sawah ini rupanya bisa menjadi polisi.
Baik Fahrudin dan sang ayah merasa senang karena Fahrudin dapat menggapai cita-citanya setelah gagal dua kali dan menempuh rangkaian tes yang rumit. Bagi masyarakat kecil seperti Suyanto, masuk ke kepolisian sering dianggap memerlukan ‘uang pelicin’ untuk menjamin sang anak diterima, seperti laporan kasus yang sudah-sudah.
Itulah kisah sukses anak berbakti jadi polisi. Fahrudin yang sehari-hari membantu kedua orang tuanya, berhasil menjadi polisi.
(Nadya Kurnia)