Ia mengaku suaminya sendiri sebetulnya mampu memenuhi kebutuhan finansial keluarganya. Namun Ellen mengatakan, ada rasa kepuasan tersendiri ketika ia merasa mampu berdaya, bermanfaat, dan memberikan dampak positif bagi banyak orang.
Usai memiliki anak, Ellen mengatakan pada suaminya bahwa ia ingin melakukan sesuatu yang produktif. Sang suami akhirnya menyarankannya untuk belajar investasi saham, sekaligus memberikan modal pada Ellen untuk dikelola di pasar modal.
Tak lama berselang, krisis ekonomi 2008 melanda dan membuatnya merugi hingga 50%. Ia sempat untung sedikit pada 2007, namun nilai investasinya ambles drastis setahun setelahnya.
Namun ia tak menyerah, Ellen bersabar sembari terus mempelajari seluk beluk investasi pasar modal. “Saya yakinkan suami untuk tenang, uang pasti kembali. Tapi dalam hati, ya, sambil deg-degan juga,” guraunya.
Ia berhasil membuktikannya, keluar dari krisis tersebut dengan pelajaran berharga. Sampai akhirnya pada 2011 ia mendirikan Ellen May Institute, sebuah lembaga edukasi pasar modal terbesar di Indonesia. Ellen juga membangun aplikasi edukasi untuk investor dan trader.