IDXChannel—Jumlah investor wanita di pasar modal Indonesia masih lebih sedikit bila dibandingkan dengan investor laki-laki. Hingga Juli 2023, KSEI mencatat 37,48% dari 11,42 juta investor berjenis kelamin perempuan.
Sementara persentase investor laki-laki di pasar modal Indonesia mencapai 62,52% dengan nilai aset mencapai Rp1.152 triliun. Sedangkan nilai aset dari total investor wanita mencapai Rp297,50 triliun.
Dari jumlah tersebut, tampak jelas bahwa pasar modal Indonesia masih didominasi investor laki-laki. Maka tak mengherankan jika figur-figur investor ritel sukses di pasar modal Indonesia kebanyakan laki-laki.
Contohnya Lo Kheng Hong, Raditya Dika, dan Rivan Kurniawan. Ada pula Garibaldi Tohir, yang memang adalah pemilik salah satu emiten pertambangan terbesar di Indonesia, namun tercatat juga memiliki saham di beberapa emiten di Bursa Efek Indonesia.
Ada satu nama investor dan trader saham wanita di Indonesia yang namanya cukup dikenal banyak investor ritel dan trader Indonesia, yakni Ellen May. Ia adalah pendiri platform edukasi saham, Emtrade.
Ia sendiri adalah investor dan trader yang sudah terjun ke dunia pasar modal sejak 2007, setahun sebelum krisis ekonomi turut menghajar Indonesia. Setahun berinvestasi, Ellen menghadapi krisis yang mengakibatkan kerugian hingga 50%.
Namun ia berhasil melewatinya, dan akhirnya berhasil mendirikan platform edukasi saham yang bermanfaat bagi banyak investor dan trader di Indonesia.
Cerita Inspiratif Ellen May
Perjalanan Ellen terjun ke dunia pasar modal ditayangkan di kanal YouTube milik Grace Thahir, gt.bodyshot, pada 3 Maret 2023 silam. Dalam video itu, Ellen bercerita bagaimana awal mula dirinya menjadi investor saham.
Ellen adalah lulusan Binus University jurusan teknik informatika. Namun selepas lulus, Ellen langsung menikah. Setelah menikah, ia merasa butuh menjadi ibu rumah tangga yang produktif dan berdaya, terlebih ibu Ellen adalah wanita pekerja.
“Wanita sebaiknya bisa berdaya. Memang tidak harus, tapi sebaiknya bisa. Just in case. Saya belajar dari teman-teman saya, suaminya tiba-tiba stroke, atau meninggal. Jadi setidaknya dia bisa menghidupi keluarganya,” tuturnya.
Ia mengaku suaminya sendiri sebetulnya mampu memenuhi kebutuhan finansial keluarganya. Namun Ellen mengatakan, ada rasa kepuasan tersendiri ketika ia merasa mampu berdaya, bermanfaat, dan memberikan dampak positif bagi banyak orang.
Usai memiliki anak, Ellen mengatakan pada suaminya bahwa ia ingin melakukan sesuatu yang produktif. Sang suami akhirnya menyarankannya untuk belajar investasi saham, sekaligus memberikan modal pada Ellen untuk dikelola di pasar modal.
Tak lama berselang, krisis ekonomi 2008 melanda dan membuatnya merugi hingga 50%. Ia sempat untung sedikit pada 2007, namun nilai investasinya ambles drastis setahun setelahnya.
Namun ia tak menyerah, Ellen bersabar sembari terus mempelajari seluk beluk investasi pasar modal. “Saya yakinkan suami untuk tenang, uang pasti kembali. Tapi dalam hati, ya, sambil deg-degan juga,” guraunya.
Ia berhasil membuktikannya, keluar dari krisis tersebut dengan pelajaran berharga. Sampai akhirnya pada 2011 ia mendirikan Ellen May Institute, sebuah lembaga edukasi pasar modal terbesar di Indonesia. Ellen juga membangun aplikasi edukasi untuk investor dan trader.
Dengan lembaga itu, Ellen menggandeng banyak pelatih-pelatih investasi andal dan menggelar seminar-seminar investasi dan trading. Dikutip dari website resminya, Ellen May Institute sudah mengedukasi lebih dari 200.000 orang.
Setiap malam, Ellen juga rajin mengadakan siaran live dari akun Instagram dan TikTok untuk memberi evaluasi perdagangan saham hari itu, sekaligus memberi insight-insight berharga untuk investor dan trader pemula.
Pada pagi dan siang hari, lewat aplikasi Emtrade, Ellen dan timnya juga memberikan briefing sebelum perdagangan saham dibuka dan ketika sesi satu perdagangan ditutup. Dengan demikian, para anggota Emtrade akan mendapatkan gambaran potensi pergerakan saham.
Ellen mengedukasi tak hanya dari segi fundamental, ia kerap membagikan insight mengenai potensi pergerakan harga saham dari segi teknikal, mengajari investor dan trader cara membaca tren dari grafik perdagangan.
Siaran-siaran live Ellen kini selalu diikuti dan ditonton ribuan orang. Setiap siaran, Ellen dengan senang hati menerima dan menjawab pertanyaan penonton terkait saham-saham tertentu.
Sebagai tambahan informasi, dalam trading saham, Ellen May terfokus pada trading jangka pendek dan jangka menengah. Ia tidak melakukan jual-beli saham dalam sehari, apalagi dalam hitungan menit dan jam.
Cerita Inspiratif Ellen May: Investasi Saham Tidak untuk Semua Orang
Meskipun ia sendiri memiliki kegiatan produktif dan menjadi berdaya berkat investasi dan trading saham, Ellen tak serta merta secara sengaja membujuk orang untuk mau berinvestasi atau trading saham meskipun ia ingin menginspirasi banyak perempuan untuk berdaya.
Sebab ia menyadari, berinvestasi di pasar modal—apalagi trading—membutuhkan kesiapan mental yang kuat.
“Saham benar-benar buat orang yang mau belajar dan secara emosinal stabil. Kalau emosinya tidak sabaran, maunya cepat untung seperti saya dulu, itu tidak bisa. Trader atau investor itu tergantung mentalnya,” tuturnya.
Ia mengatakan justru ketika orang semakin terburu-buru dan berambisi untuk meraup cuan, biasanya yang terjadi malah sebaliknya, orang tersebut malah sulit mendapatkan keuntungan.
Sehingga, baik investor ataupun trader, harus memiliki mental yang kuat. Investor dan trader harus belajar dari nol, dengan mental yang siap. Hal yang membuatnya susah, adalah keserakahan.
Demikianlah cerita inspiratif Ellen May, investor wanita yang telah mengedukasi banyak investor dan trader di Indonesia. (NKK)