"Menjadi anak yang tinggi dan lemah, saya bermain sepak bola. Sebenarnya, saya cukup pandai dalam hal itu. Saya bermain untuk tim kota dan di liga remaja," ungkapnya.
Awalnya ia tidak tertarik dengan olahraga petarung, namun ayahnya adalah seorang pegulat dan pria tangguh, yang bekerja sebagai polisi dan ingin menguatkan putranya itu.
Ia menceritakan kalau saat usianya 12 tahun, ayahnya memberi tahu dirinya kalau ia akan dikirim ke sekolah olahraga untuk bermain sepak bola. Tapi ternyata, ia ditipu, dan justru mengirimnya ke kelas tinju. Hingga akhirnya ia tidak punya pilihan lain selain mengikuti perintahnya. Walau awalnya ia merasa kesulitan tapi perlahan ia mulai terbiasa.
Kini Ayah Jalolov sudah meninggal dunia, dulu ayahnya sering menghubungi pelatihnya dan menargetkan tujuan besar untuknya. Kini mimpi ayahnya jadi prioritas utama untuk bisa jadi juara Asia, Dunia dan Olimpiade.
Jalolov juga berharap ia bisa mengikuti jejak para pahlawan tinjunya. Dan meraih kesuksesan untuk jadi juara dunia sebagai puncak karier petinju. (NKK)
Penulis: Mila Pertiwi