IDXChannel – Sosok pemilik Starbucks menarik perhatian banyak orang. Pasalnya, pemilik salah satu brand kopi terbesar di dunia ini dulunya hidup dalam keterbatasan ekonomi.
Starbucks merupakan rantai kedai kopi terbesar di dunia yang telah memiliki lebih dari 33.000 gerai di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Starbucks terus meningkatkan kesuksesannya di negara-negara maju dan ekspansi berkelanjutan di negara berkembang.
Kesuksesan Starbucks tentu tidak terlepas dari peran penting pemiliknya. Lantas, siapakah sosok pemilik Starbucks? Bagaimana bisnis kedai kopi ini berhasil mendunia? Berikut ulasan lengkap IDXChannel.
Sosok Pemilik Starbucks
Di balik nama besar Starbucks sebagai kedai kopi terpopuler dan terbesar di dunia, ada sosok bernama Howard Schultz, pemilik sekaligus sang CEO. Howard Schultz berhasil mempopulerkan brand Starbucks hingga ke seluruh penjuru dunia. Dari yang awalnya hanya 11 gerai, hingga kini menjadi 33.000 gerai yang tersebar hampir seluruh penjuru dunia.
Schultz sendiri telah memegang jabatan CEO selama dua periode yakni pada 1987-2000 dan 2008-2018. Keberhasilannya dalam membesarkan nama Starbucks membuatnya masuk menjadi salah satu miliarder dunia. Berdasarkan data Forbes 2022, kekayaan Howard Schultz saat ini mencapai USD3,9 miliar atau sekitar Rp58,1 triliun.
Lahir dari Keluarga Sederhana
Howard Schultz bukanlah orang yang lahir di tengah keluarga berada. Sebaliknya, ia lahir dan dibesarkan di tengah keluarga yang sederhana. Ia merupakan anak dari pasangan Fred dan Elaine Schultz. Ayahnya bekerja sebagai sopir truk. Selain itu, beberapa pekerjaan kerap dilakukan ayah Schultz seperti buruh pabrik dan sopir taksi.
Kondisi ekonomi keluarga yang serba terbatas membuat Schultz harus bekerja sejak usianya baru 12 tahun. Ia menjalani berbagai pekerjaan mulai dari loper koran hingga penjaga toko. Keterbatasan ekonomi ini juga membuat Schultz hanya mampu mengenyam pendidikan hingga SMA.
Dapat Beasiswa hingga Direkrut Perusahaan
Howard Schultz lantas mendapatkan beasiswa dari Northern Michigan University dan berhasil meraih gelar Sarjana Komunikasi pada 1975. Selepas lulus, Schultz pun melanjutkan kariernya dan bekerja di pondok ski yang ada di Michigan.
Setelah itu, ia direkrut oleh PAI Partners yang merupakan perusahaan peralatan dapur pada 1979. Ia dipercaya memegang jabatan sebagai General Manager di anak perusahaan PAI Partners yakni Hammarplast.