Dia menjadikan katalog pesanan melalui pos sebagai bagian penting dari bisnis IKEA sejak awal. Pasalnya, wilayahnya di Swedia merupakan pedesaan dan terpencil, di mana untuk menjangkau kota-kota besar di saat itu masih sangat sulit.
Pada 1955, pabrikan mulai memboikot IKEA karena harganya yang murah. Hal ini membuatnya untuk mendesain, memproduksi, memamerkan, mengemas, dan menjual furniturnya sendiri di rumahnya. Kamprad meyakini setiap orang harus membeli furnitur modern yang stylish. Ini yang menjadi ide di balik IKEA.
Intip Kisah Sukses Pendiri IKEA yang Begitu Menginspirasi. (FOTO : MNC MEDIA)
Berkembang ke Negara Tetangga
Tidak hanya di Swedia, IKEA ekspansi ke Norwegia pada 1963, Denmark pada 1969, hingga akhirnya menguasai Eropa. Beberapa tahun kemudian, toko pertamanya di luar Skandinavia dibuka, dan selama dekade berikutnya IKEA bermunculan di seluruh dunia di negara-negara seperti Jepang, Australia, dan Kanada.
Jerman adalah pasar terbesar IKEA dengan 53 toko, diikuti oleh AS dengan 51 toko. Per Desember 2022, ada 460 toko IKEA di 62 negara. Sementara di Indonesia, IKEA dibuka di Alam Sutera pada 15 Oktober 2014. Bisnis IKEA di Indonesia dikelola dibawah persetujuan lisensi yang diberikan kepada PT Hero Supermarket Tbk.
Sementara itu, hingga kematiannya pada 2018 di usia 91 tahun, Kamprad terus berkeliling dunia mengunjungi toko-toko IKEA yang baru. Dia melakukannya dengan cara yang hemat, meski dia kaya raya.
Kamprad memang dikenal sebagai sosok yang hemat karena pengalaman hidupnya di masa kecil. Dia bahkan mengendarai Volvo yang sama selama lebih dari 20 tahun dan selalu menggunakan penerbangan kelas ekonomi.
Itulah penjelasan kisah sukses pendiri IKEA, Ingvard Kamprad. Semoga kisahnya menginspirasi Anda. (MYY)