Tantangan yang dialami oleh Rengkuh juga kurang lebih sama seperti Arlan, yaitu persoalan harga yang lebih tinggi karena produk yang digunakan adalah berbahan dasar alami. Rengkuh mengungkapkan dalam proses pembuatan produknya membutuhkan waktu selama empat tahun.
Rengkuh juga mengatakan salah satu tantangan yang mereka hadapi yaitu nilai keekonomian produk styrofoam dari pelepah pinah masih jauh di atas harga styrofoam plastik. Satu styrofoam yang dijual Plépah berkisar antara Rp2.500 - Rp6.000, sehingga membutuhkan strategi khusus agar penjualan tepat sasaran.
Namun hal tersebut tidak membuat Rengkuh berputus asa, Bahkan ia sudah menandatangani kesepakatan ekspor dengan negara Jepang dan Jerman hingga mendapatkan perhatian dari berbagai pihak. (NKK)
Penulis: Noviyanti Rahmadani