Karena prestasinya inilah, Alfin diterima masuk ke UGM tanpa tes. Mulanya, kedua orang tuanya melarangnya untuk mendaftar ke UGM karena kendala biaya. Orang tuanya mendukung pendidikan tingkat lanjut, namun menyarankan Alfin untuk mencari beasiswa.
Namun Alfin membuktikan bahwa dia mampu, dengan bukti lolos diterima di UGM tanpa tes. Saat itu, dia juga merupakan kandidat penerima beasiswa Kartu Indonesia Pintar dengan peluang bebas biaya delapan semester.
Alfin bermimpi untuk melanjutkan studinya hingga S2 dan bekerja sebagai dosen selepas lulus. Kisah Alfin Syadad yang pantang menyerah dengan kondisi ekonomi keluarganya ini, ditayangkan dalam website resmi Universitas Gadjah Mada pada 2021 silam.
Itulah kisah pantang menyerah Alfin Syadad yang inspiratif. Meskipun kondisi keluarganya pas-pasan, dia tetap mampu mencatatkan prestasi dan nilai rapor yang bagus hingga diterima UGM tanpa tes. (NKK)