Dari situlah Hilmy terinspirasi untuk memulai usahanya sendiri perlahan-lahan. Berbekal ilmu desain yang dimilikinya, Hilmy mendirikan agensi digital sederhana di desanya. Klien yang diterimanya adalah pelaku usaha yang memerlukan optimasi digital.
“Karena saya nggak punya uang. Modal saya itu hanya skill. Waktu itu saya beli domain Rp350.000, dan Rp150.000 untuk beli hosting. Jadi modal uang untuk bangun Ezy itu Rp500.000,” lanjutnya.
Modal dana yang dikeluarkannya memang murah, hanya Rp500.000 saja. Namun modal ilmu yang dimiliki Hilmy adalah buah hasil pembelajaran bertahun-tahun yang memakan waktu, tenaga, uji coba, dan pengalaman hingga layak dijadikan sebagai nilai jual sebuah bisnis digital.
Ezy didirikannya saat istrinya masih mengandung. Saat itu, kondisi finansial masih terpuruk. Dia berada di titik terendah, di mana dia tidak mampu membeli cireng untuk istrinya yang tengah ngidam.
Agensi sederhana itu didirikannya di garasi rumahnya, dengan komputer-komputer sederhana. Saat hujan, dia dan timnya harus meminggirkan semua perangkat elektronik agar tidak rusak.