Kurnia Nadya
IDXChannel—Kisah sukses Benedicto Haryono menarik untuk diulas. Ia adalah salah satu pendiri KoinWorks, platform financial technology atau teknologi keuangan yang membuka akses pinjaman yang lebih inklusif untuk pelaku UMKM.
KoinWorks dibangun dengan misi memberikan kemudahan dan penguatan kepada banyak pelaku usaha untuk mewujudkan impian bisnisnya. Oleh sebab itu, KoinWorks memilih untuk tidak berkonsentrasi pada segmen yang sudah tersentuh oleh akses bank.
Fintech ini menyediakan pendanaan modal usaha mulai Rp3 juta hingga Rp2 miliar, dengan tenor fleksibel selama 6-24 bulan. Pinjaman modal ini bisa didapat pelaku usaha tanpa memberikan agunan.
Jenis pinjamannya pun berbeda-beda. Dikutip dari laman resminya, KoinWorks menghadirkan pinjaman untuk pembayaran gaji karyawan, pinjaman tunai melalui invoice dari klien, dan paylater untuk usaha.
Namun selain itu, KoinWorks juga menghadirkan pendanaan investasi, sehingga pengguna dapat mengembangkan asetnya dengan fitur-fitur investasi yang ditawarkan. Saat ini, KoinWorks menyediakan pendanaan investasi di instrumen emas, obligasi, robo, dan pengembangan aset yang sudah dimiliki.
Perjalanan Ben cukup panjang hingga akhirnya mampu mendirikan dan mengelola KoinWorks hingga fintech ini masih beroperasi sampai sekarang. Sebab saat pertama berdiri, fintech belum begitu dikenal di Indonesia.
Kisah Sukses Benedicto Haryono
Perjalanan entrepeneurship Ben diunggah oleh channel Youtube Marketeers TV. Dalam video itu, Ben yang merupakan lulusan fakultas industrial engineering ini mengaku mulanya sang ayah kurang setuju saat dia mendirikan KoinWorks.
“Agak enggak di-support buat usaha sendiri. Ayah diam, karena harapannya saya masuk ke family business. Namun beliau tidak bilang secara terbuka,” tuturnya.
Ben mempelajari skema fintech dari perusahaan-perusahaan luar negeri. Sementara dari segi keuangan, ia belajar dari perbankan lokal. Saat itu, peer to peer lending belum masuk dalam regulasi keuangan pemerintah.
“Mulai 2016 kan pemerintah mulai drafting regulasinya. Makanya kami learning by doing saat mendirikan KoinWorks,” lanjutnya.
Kantor pertama KoinWorks hanya diisi empat orang. Yakni satu CTO, satu engineer, dan dua co-founder. Saat personil tim mulai bertambah, barulah KoinWorks pindah ke kantor yang lebih besar.
“Kantornya dibangun tidak dalam satu waktu, tapi bertahap. Makanya desain kantornya agak mixed, ya. Dibangun as we grow saja,” selorohnya.
Ben juga mengaku tidak agresif memasuki pasar, dia dan co-founder lain memilih untuk melakoni bisnisnya secara konservatif. Keduanya berprinsip KoinWorks harus tumbuh dan berkembang dengan tanggung jawab kepada klien dan investor.
Hal yang sulit saat mendirikan startup fintech adalah membangun kepercayaan. Para pelaku UMKM pun sempat meragukan apakah benar KoinWorks bisa mendanai usaha mereka.
Oleh karenanya, fintech milik Ben ini memakan waktu dua tahun untuk membangun brand dan kepercayaan dari klien.
“Orang bilang startup itu dinamis. Menurut saya, startup yang sukses itu kebanyakan butuh waktu bertahun-tahun pengembangannya. Bisnis harus sustainable, fundamentalnya harus kuat,” tukasnya.
Namun secara bertahap, kerja kerasnya mulai membuahkan hasil. Seiring kepercayaan klien bertambah, ia mampu mengembangkan ekosistem digital untuk pelaku UMKM yang memang siap go digital.
Hingga saat ini, KoinWorks berhasil mencairkan pendanaan modal senilai Rp15 triliun untuk para pelaku UMKM. Fintech ini telah merambah ke 34 provinsi di Indonesia, dan sebanyak 2,2 juta pengguna telah menggunakan KoinWorks.
Demikianlah kisah sukses Benedicto Haryono, pendiri KoinWorks yang telah membuka jutaan pelaku UMKM untuk mendapatkan akses pendanaan yang lebih insklusif. (NKK)
