IDXChannel—Pada artikel ini adalah kisah sukses mantan pengamen yang sukses mempertahankan bisnis warung kopi sederhana. Usaha warung kopi ini dijalankan oleh pasangan suami istri Ipan dan Dita.
Ipan dan Dita membuka warung kopi sederhana menggunakan bajaj di Bandung. Bajaj sederhana tersebut disulap menjadi warung kopi, lengkap dengan peralatan roasting manual sederhana, dan dapur kecil untuk meracik kopi.
Ipan dan Dita memulai bisnis ini pada awal 2018 di Jalan Dipati Ukur, namun kini berpindah ke Jalan Teuku Umar. Warung kopi ini buka jam 06.00 malam dan tutup sebebasnya. Bajaj yang digunakan adalah bajaj asli dari Jakarta.
“Bajaj ini dulu dipakai buat main saja sama teman-teman. Kalau dipakai main terus kan boros bensin, jadi saya pikir gimana caranya agar bajaj ini bisa dijadikan tempat nongkrong. Akhirnya dijadikan food truck,” kata Ipan dalam kanal YouTube Kepo Bisnis.
Ipan sempat riset di kota-kota lain apakah warung kopi dengan bajaj ini pernah ada, namun di Jakarta bajaj hanya dijadikan hiasan tempat saja. Sebelum akhirnya membuka warung kopi sendiri, Ipan pernah bekerja di coffee shop lain.
Bajaj Kopi Street menyajikan kopi dengan biji dengan harga yang terjangkau, yakni kisaran belasan ribu hingga Rp20.000-an. Dalam satu hari, rata-rata Bajaj Kopi Street bisa menjual hingga 70-100 cup.
Hasil penjualannya jika sedang ramai bisa mencapai Rp4 juta hingga Rp6 juta dalam sehari. Namun jika biasa-biasa, total penjualan hanya sekitar Rp700.000 sampai dengan Rp1 juta.
“Pertama buka berdua istri, sempat dari sore sampai subuh cuma kejual satu cup. Itu juga teh manis. Pernah juga ada yang tidak beli sama sekali. Saya mah konsisten saja, rezeki ada yang atur,” lanjut Ipan.
Namun pada akhirnya bisnis Bajaj Kopi Street pernah hampir gulung tikar pada tahun kedua beroperasi. Karena pemasukan yang seret, Ipan pernah menyambi bekerja dengan mengamen. Saat itu, Ipan dan Dita mengaku kurang mampu mengelola keuntungan hasil penjualan.
Hasil penjualan yang didapat sering dipakai untuk kebutuhan lain. Tahun-tahun berikutnya, setelah nyaris bangkrut, Ipan dan Dita mulai belajar mengelola keuangan lebih baik. Kini Bajaj Kopi Street kerap ramai dikunjungi pelanggan tiap malam. Ipan dan Dita bisa mencatatkan penjualan jutaan rupiah per hari.
Itulah kisah sukses mantan pengamen yang berhasil mempertahankan bisnis kopinya.
(Nadya Kurnia)