Bajaj Kopi Street menyajikan kopi dengan biji dengan harga yang terjangkau, yakni kisaran belasan ribu hingga Rp20.000-an. Dalam satu hari, rata-rata Bajaj Kopi Street bisa menjual hingga 70-100 cup.
Hasil penjualannya jika sedang ramai bisa mencapai Rp4 juta hingga Rp6 juta dalam sehari. Namun jika biasa-biasa, total penjualan hanya sekitar Rp700.000 sampai dengan Rp1 juta.
“Pertama buka berdua istri, sempat dari sore sampai subuh cuma kejual satu cup. Itu juga teh manis. Pernah juga ada yang tidak beli sama sekali. Saya mah konsisten saja, rezeki ada yang atur,” lanjut Ipan.
Namun pada akhirnya bisnis Bajaj Kopi Street pernah hampir gulung tikar pada tahun kedua beroperasi. Karena pemasukan yang seret, Ipan pernah menyambi bekerja dengan mengamen. Saat itu, Ipan dan Dita mengaku kurang mampu mengelola keuntungan hasil penjualan.
Hasil penjualan yang didapat sering dipakai untuk kebutuhan lain. Tahun-tahun berikutnya, setelah nyaris bangkrut, Ipan dan Dita mulai belajar mengelola keuangan lebih baik. Kini Bajaj Kopi Street kerap ramai dikunjungi pelanggan tiap malam. Ipan dan Dita bisa mencatatkan penjualan jutaan rupiah per hari.
Itulah kisah sukses mantan pengamen yang berhasil mempertahankan bisnis kopinya.
(Nadya Kurnia)