Agrobisnis yang Berkembang
Berbagai jenis usaha bisnis yang berhasil ia kembangkan yang kesemuanya itu terspesifikasi di wilayah agrobisnis seperti di antaranya adalah penyulingan minyak goreng, pengepakan dan penjualan, lemak khusus, oleokimia, produk biodiesel; serta pengolahan biji-bijian.
Usaha pengepakan yang ia kembangkan meliputi merchandising minyak sawit dan produk laurics (semacam lemak nabati), pengolahan minyak sawit dan refinery, minyak sayur biji-bijian dan kedelai. Konsumen perusahaannya rata-rata berasal dari negara tetangga seperti China, Vietnam dan termasuk Indonesia sendiri.
Pada 31 Desember 2005, Perusahaan yang didirikan oleh Martua Sitorus ini telah memiliki aset berupa tanah sebesar 69.171 hektar, 65 pabrik, 7 kapal tanker dan 20.123 karyawan. Selain itu, perusahaannya memiliki 30 negara tujuan eksportir. Puncaknya, perusahaan Wilmar tercatat di bursa Singapura di Agustus 2005, dengan nilai saham USD2 miliar.
Kerja Sama Bisnis Martua Sitorus dan Kuok Khoon Hong
Bersama dengan Kuok Khoon Hong, Martua Sitorus alias A Hok sepakat untuk menjalankan bisnis dan mengembangkannya bersama. Kuok Khoon Hong alias William bertindak sebagai Chairman & CEO sedangkan Martua Sitorus alias A Hok berperan sebagai Chief Operating Officer (COO) dalam perusahaan Wilmar International Ltd.
Pada bulan pertama tahun 2006 tercatat bahwa perusahaan yang mereka kembangkan ini telah mengalami kenaikan 7,8 persen atau senilai USD3,7 miliar jika dibandingkan dengan periode yang sama sebelumnya di tahun 2005. Selama sembilan bulan pertama di tahun 2006 pun tercatat laba bersih yang tumbuh hingga 6,4 persen yaitu sebesar USD68,3 juta dibandingkan periode yang sama di tahun 2005 yang waktu itu sebesar USD43,6 juta.
Tiga Pabrik Biodiesel
Setelah itu, ada beberapa isu menyangkut bisnis ini. Pertama, rencana merger Wilmar dan lini bisnis Kuok Group, milik taipan Robert Kuok, di bidang agrobisnis (PPB Oil Palms Berhad, PGEO Group Sdn. Bhd., dan Kuok Oil & Grains Pte Ltd).
Nilai transaksi merger mencapai USD2,7 miliar. Merger ini ditaksir memberikan potensi kapitalisasi pasar Wilmar sebesar USD7 miliar.
Merger ini diperkirakan juga akan menghasilkan kombinasi pendapatan USD10 miliar dan laba bersih USD300 juta selama sembilan bulan pertama 2006.
Pabrik-pabrik ini diperkirakan memiliki kapasitas produksi sampai 350.000 ton per tahun sehingga total kapasitasnya mencapai 1,050 juta ton per tahun. Sejauh ini, belum ada pabrik biodiesel milik perusahaan lain di dunia yang memiliki kapasitas produksi sebesar milik Wilmar.
Sebagai tambahan, apabila rencana merger itu terealisasi, maka pabrik biodiesel milik PGEO Group Sdn. Bhd. dengan kapasitas 100.000 ton per tahun akan makin memperkuat bisnis biodiesel Wilmar.