IDXChannel—Kisah sukses pengusaha warung kopi ini tentang Ulin Nuha, pemilik kedai Poskopi Pulosari yang berhasil menjadi barista dan membuka usaha sendiri setelah mengikuti pendidikan vokasi.
Perjalanan bisnisnya diangkat dalam laman resmi Ditjen Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek pada Oktober 2023. Pemuda 25 tahun ini mulanya bekerja di sebuah bar di Cibubur dan Purwokerto.
Namun Ulin berhenti. Akhirnya dia pulang ke kampung halamannya, Pemalang, dan mengikuti kursus barista di Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Filbert. Sejak dulu, rupanya Ulin sudah bermimpi untuk membuka usaha kopi sendiri.
“Saya tertarik dengan kopi sejak lama, tapi belum kesampaian sampai akhirnya saya dengar informasi soal pelatihan dari LKP Filbert setelah tiga tahun bekerja di bar,” kata Ulin.
Alasan Ulin berhenti dari pekerjaan lamanya, adalah karena dia ingin mendapatkan penghasilan yang lebih berkah, bukan dari menyajikan minuman-minuman keras. Melalui LKP Filbert inilah, Ulin mempelajari banyak hal soal cara memproses kopi.
Ulin belajar beragam teknik cara penyeduhan, cara pemasaran produk kopi, dan beragam pengetahuan lain yang berkaitan dengan industri kopi di Indonesia. Kursus ini diakuinya sangat memudahkan jalannya untuk membuka usaha.
Karena saat memulai kedainya, Ulin hanya perlu mengaplikasikan ilmu yang diperolehkan selama mengikuti kursus barista di LKP. Ditambah kejeliannya melihat peluang di tanah kelahirannya dan sepetak perkebunan kopi miliknya, Ulin mendirikan Poskopi Pulosari.
“Pulosari memiliki tanah yang subur dan sumber daya alamnya melimpah, termasuk kopi. Makanya saya memberanikan diri untuk merawat kebun kopi yang sudah ada. Lalu memproses kopi itu mulai dari hulunya,” lanjut Ulin.
Ulin memproses kopi mulai dari pemetikan saat panen, penjemuran biji, hingga mengolahnya menjadi kopi siap minum dan dijual di Poskopi Pulosari.
Membangun usaha ini tidaklah mudah, menurut pengakuannya. Karena dia bukan berasal dari keluarga berada yang siap sedia menampungnya ketika rencana-rencana bisnisnya gagal. Namun keterbatasan ini tidak membuatnya menyerah.
Ulin meminta restu dari ibunya untuk membuka bisnis, alih-alih bekerja lagi pada orang lain. Sang ibu pun mendukungnya, dengan cara menggadaikan sertifikat rumah demi memodali anaknya memulai bisnis.
Ulin percaya sebaik-baiknya dan sebenar-benarnya cara mewujudkan mimpi adalah dengan aksi nyata, yakni mengerjakannya langsung. Dengan bekal ilmunya dari LKP itu, Ulin mendirikan dan mengembangkan usaha kopinya.
Lambat laun, Poskopi Pulosari mulai ramai didatangi pengunjung. Dia juga kebanjiran pesanan green bean, roast bean, dan kopi kemasan melalui akun Instagramnya. Ulin tidak hanya menyediakan kopi siap minum di kedainya, tapi juga kopi siap olah.
Biji kopi hasil panennya itu telah terjual di kafe-kafe di Purwokerto, Purbalingga, dan Kota Pemalangan. Meskipun usahanya sudah cukup berkembang, Ulin tetap memperbarui ilmunya dengan mengikuti workshop dan seminar.
Hampir tiga tahun Poskopi Pulosari berdiri, Ulin telah mampu mencatatkan penjualan hingga Rp3 juta sampai dengan Rp9 juta. Dia juga berhasil mengembalikan pinjaman modal dan membuatnya ibunya bahagia.
Itulah kisah sukses pengusaha warung kopi di Pemalang.
(Nadya Kurnia)