Ulin meminta restu dari ibunya untuk membuka bisnis, alih-alih bekerja lagi pada orang lain. Sang ibu pun mendukungnya, dengan cara menggadaikan sertifikat rumah demi memodali anaknya memulai bisnis.
Ulin percaya sebaik-baiknya dan sebenar-benarnya cara mewujudkan mimpi adalah dengan aksi nyata, yakni mengerjakannya langsung. Dengan bekal ilmunya dari LKP itu, Ulin mendirikan dan mengembangkan usaha kopinya.
Lambat laun, Poskopi Pulosari mulai ramai didatangi pengunjung. Dia juga kebanjiran pesanan green bean, roast bean, dan kopi kemasan melalui akun Instagramnya. Ulin tidak hanya menyediakan kopi siap minum di kedainya, tapi juga kopi siap olah.
Biji kopi hasil panennya itu telah terjual di kafe-kafe di Purwokerto, Purbalingga, dan Kota Pemalangan. Meskipun usahanya sudah cukup berkembang, Ulin tetap memperbarui ilmunya dengan mengikuti workshop dan seminar.
Hampir tiga tahun Poskopi Pulosari berdiri, Ulin telah mampu mencatatkan penjualan hingga Rp3 juta sampai dengan Rp9 juta. Dia juga berhasil mengembalikan pinjaman modal dan membuatnya ibunya bahagia.
Itulah kisah sukses pengusaha warung kopi di Pemalang.
(Nadya Kurnia)