Inilah yang menjadi tantangan terberat bagi Ella untuk merintis usahanya. Dia membutuhkan waktu selama tiga tahun untuk melatih para wanita petani dalam memproduksi kelapa hingga menjadi produk olahan yang aman dikonsumsi berstandar internasional.
Dulu, karena tidak banyak petani yang mau bekerja sama dengan Ella, dia hanya mampu memproduksi 200 kilo per bulan. Tadinya hanya ada lima petani yang mau bekerja sama. Namun kini sudah ada 94 petani di desa yang telah diberdayakan untuk ikut dalam usaha ini.
Dengan penambahan petani itu, Nira Lestari dapat meningkatkan kapasitas produksinya hingga dua ton per bulan. Adapun beragam hasil produksinya telah diekspor ke Korea Selatan, Belanda, dan Malasyia.
Dia juga telah membuka cabang perusahaan di Malaysia untuk memperluas pemasaran. Hasil usaha sebagian Ella alihkan untuk dijadikan program CSR. Nira Lestari membagi CSR ke tiga program.
“CSR kita bagi menjadi tiga. Untuk beasiswa anak petani, makan dan protein gratis untuk warga desa, dan layanan kesehatan gratis untuk warga desa,” lanjut Ella.