Dengan posisi kuat Casio dalam industri Kalkulator, Casio mulai memutuskan untuk memasuki bidang bisnis jam tangan.
Jam tangan Casio mulai diproduksi untuk pertama kalinya, pada 1974. Jam tersebut adalah Casiotron QW02, yang dilengkapi dengan kalender jam tangan pertama di dunia yang secara otomatis disesuaikan untuk bulan yang lebih panjang dan pendek.
Pada 1983 jam tangan jenis G-SHOCK hadir, jam tangan jenis ini memiliki ketahanan guncangan dan getaran, lalu secara akurat juga menjaga waktu dalam berbagai kondisi buruk. Bahkan performa ini dipuji oleh para petugas pemadam kebakaran yang bekerja dalam kondisi yang keras.
Casio juga merilis jam tangan bertenaga surya untuk pertama kalinya pada 2001, jam tangan ini dikendalikan radio bertenaga surya yang dapat menyinkronkan dirinya sendiri secara otomatis ke waktu yang tepat dengan menerima sinyal radio waktu standar.
Casio terus berinovasi menciptakan hal baru pada masa itu hingga saat ini, mulai dari berbagai jenis kalkulator, jam tangan, alat musik, Mesin Kasir, dan lain sebagainya.
Dilansir dari laman resmi casio.com (16/01) terhitung pada Maret 2022 Casio memiliki penjual bersihnya bisa mencapai JYP252,322 juta, dan jumlah karyawannya sudah mencapai 10.152 orang.
Saat ini Casio dipimpin oleh Kashio Kazuhiro sebagai presiden dan juga CEO dari perusahaan Casio Computer Co., Ltd.. Ia merupakan generasi keempat yang berasal dari keluarga Kashio.
Generasi ke-4 Casio Pertahankan Filosofi Keluarga
Presiden Casio yang pertama adalah kakeknya Kazuhiro, presiden kedua merupakan saudara lelaki kakek yang menjabat selama 26 tahun, dan presiden generasi ketiga adalah ayahnya Kazuhiro yang berkuasa selama 27 tahun.
Dilansir dari okezone.com (16/01) pihak Kazuhiro ingin menciptakan Casio yang baru dengan membangun kolaborasi bersama para staf yang lebih muda guna bisa membawa perusahaan jauh lebih baik pada masa mendatang.
Namun, meski demikian ia akan tetap mempertahankan filosofi bisnis keluarganya yakni ‘menumbuhkan kreativitas dan kontribusi dari nol menjadi satu atau membuat sesuatu dari nol’.
Kazuhiro juga menegaskan kalau dalam hal kreativitas dan kontribusi serta kemampuan untuk menciptakan satu dari no merupakan sumpah untuk menumbuhkan inovasi. Hal ini juga sebagai komitmen guna menciptakan produk yang orisinal dan bermanfaat. (NKK)
Penulis: Mila Pertiwi