IDXChannel—Teguh Kaheel, pria asal Rawamangun, merupakan pemilik toko Spare Part Mobil Tunas Jaya yang ada di Cipinang. Teguh hanya lulusan STM, yang setelah lulus langsung bekerja di sebuah pabrik perusahaan asing,dan menjadi operator selama delapan tahun.
Namun tepat di tahun kelima, ibu Teguh jatuh sakit sampai akhirnya ia harus meminjam uang pada rentenir. Saat itu penghasilannya kurang lebih hanya satu jutaan dan itu tidak cukup jika hanya membayar hutang, hutangnya tidak selesai sampai tiga tahun.
Eks Satpam Ini Sukses Jualan Toples Ikan Cupang, Belajar Marketing dan Raih Omzet Rp1,2 Miliar
Ditipu Teman, Bawa Uang Rp10 Juta
Dilansir dari akun Youtube Jaga Lilin (20/01), karena kesulitan saat membayar hutang, Teguh tergerak untuk merubah hidupnya, ia merasa kalau hidupnya terus seperti ini ia tidak akan maju. Ia punya harapan kalau lima tahun kedepan dirinya akan kaya, ia selalu membicarakan hal tersebut dengan teman satu kostnya.
Sampai ada sebuah tawaran pekerjaan dari temannya, Teguh tentu senang dan ia merasa kalau ini adalah sebuah kesempatan bagus. Temannya tersebut meminta uang pada teguh dengan alasan untuk pengembangan perusahaannya.
Tentunya Teguh tidak punya uang sebanyak itu, kemudian ia pinjam pada kakaknya dengan janji yang dijanjikan temannya. Namun, setelah dua minggu setelah uang tersebut diberikan, teman Teguh ternyata tidak dapat dihubungi dan menghilang begitu saja.
Setelah itu, Teguh putuskan untuk bekerja di sebuah toko dekat spare part di dekat rumahnya. Gaji yang didapatkan tidak dapat ia nikmati, karena uang tersebut digunakan untuk melunasi hutang kepada kakaknya.
Saat bekerja, teguh merasakan hal yang berbeda, ia merasa menemukan dunia baru baginya. Kemudian ia berpikir, meski dirinya tidak bisa merasakan gajinya, disini ia bisa mendapatkan ilmu dan pengetahuan baru.
Modal Rp4 juta Teguh Nekat Buka Toko
Akhirnya dengan uang Rp4 juta, Teguh nekat untuk membuka usaha spare part. Awalnya ia mencari sebuah ruko, dan ia merasa toko ini sangat cocok. Kemudian ia bertanya pada pemilik toko berapa uang sewanya, dan ternyata Rp25 juta untuk menyewanya.
Disitu Teguh bingung karena tidak memiliki uang sebanyak itu, sampai akhirnya ia bernegosiasi dan dengan uang yang ia miliki ia akan membayar sisanya secara berkala. Beberapa hari berikutnya, Teguh mendapat kabar kalau ia boleh menggunakan toko tersebut.
Toko tersebut masih kosong, Teguh berencana membeli rak di tukang rongsok dengan uang sang istri yang ada Rp200 ribuan. Sekarang hanya tinggal barang, karena Teguh sebelumnya memiliki kenalan para sales, ia menawarkan untuk menaruh barangnya di tokonya itu.
Bulan pertama, omzet yang ia dapat hanya Rp100 ribu. Ia bingung, untuk makan saja susah bagaimana dengan cicilannya. Tiga bulan berjalan, dan masih terus seperti itu. pikiran-pikiran negatif mulai menghantui Teguh.
Karena mulai putus asa, Teguh mulai mendekatkan diri kepada Allah. Ia berdoa setiap hari dengan harapan tolong dimudahkan usahanya ini. sekali dua kali ia merasa belum ada perubahan, hingga akhirnya hari itu pun datang. Hari itu Teguh bisa menghasilkan keuntungan sampai Rp3 juta.
Angka tersebut terus naik setiap harinya, dan akhirnya ia mulai bisa mencicil semua tagihannya. Sampai di tahun pertama, Teguh bisa menghasilkan omzet sampai Rp1 miliar.
Bisnis Teguh terus berkembang, sampai ia menjalin kerja sama dengan salah satu perusahan tamabang, ia sudah bekerjsa sama selama enam bulan. Pelanggannya paling sering adalah bengkel, untuk kendaraan perseorangannya juga membeli beberapa bagian yang memang mereka butuhkan.
Teguh juga menjelaskan, kalau bisnis spare part ini punya peluang yang sangat besar karena banyak sasaran pasarnya di Indonesia. Namun, memang tidak banyak orang mau menjalankan bisnis ini, karena memang perlu waktu untuk bisa dipelajari dan membutuhkan modal yang terbilang cukup besar.
Teguh sangat mensyukuri kesuksesannya ini, sudah 13 tahun ia menjalankan bisnisnya ini. meski dengan modal kecil sebesar Rp4 juta, kini aset Teguh terhitung mencapai Rp4 miliar. (NKK)
Penulis: Mila Pertiwi