IDXChannel—Foei Grass adalah salah satu makanan termahal di dunia, dibuat dari hati angsa yang digemukkan. Mudah diduga, makanan ini disebut kontroversial. Sebab proses pembuatannya melibatkan tindakan yang menyiksa hewan.
Foie Grass yang terus tersedia di pasaran industri kuliner mendatangkan banyak protes dari banyak pihak, sebab artinya masih banyak orang yang mendukung praktik industrialisasi peternakan yang menyiksa hewan.
Namun di Extramadura, Spanyol, ada peternakan yang menyediakan ethical foie grass, yang metode peternakannya berbanding terbalik dengan industri peternakan angsa yang memproduksi foei grass pada umumnya.
Peternakan kecil ini dimiliki oleh Eduardo Sousa dan keluarga selama seabad lebih. Cerita tentang bisnis foei grass yang tak lazim ini diulas oleh Business Insider. Siapa sangka, foei grass antimainstream ini malah jadi favorit penikmat kuliner mancanegara.
Menurut perhitungan Statista, harga foie grass di Prancis selama setahun terakhir mencapai EUR61,17 per kilogram, atau sekitar Rp1,02 juta per kilogram. Sementara Sousa menjual foie grass hasil produksinya seharga EUSD200 lebih per 180 gram, nilai ini setara dengan Rp3,09 juta.
Bagaimana Sousa melawan arus umum praktik produksi hidangan asal Prancis ini?
Foie grass biasa, menurut aturan di Prancis, adalah hati angsa yang digemukkan dengan memberi makan angsa secara paksa dengan selang yang dimasukkan ke tenggorokan angsa. Dengan cara ini, angsa bisa menggemukkan hatinya dalam hitungan hari.
Padahal, angsa umumnya membutuhkan waktu selama setahun untuk menggemukkan hati secara alami. Selain itu, industri peternakan angsa juga membuat suhu kandang menjadi sangat dingin untuk menunjang proses penggemukan.
Angsa biasanya akan makan lebih banyak saat musim dingin untuk mencadangkan lemak yang cukup di tubuhnya. Karena proses penggemukan hati secara paksa ini, hati angsa industri peternakan foei grass bisa mencapai bobot 2 Kg dalam 7-8 hari.
“Industri peternakan memanfaatkan kemampuan alamiah angsa untuk mencadangkan lemak di hatinya. Mereka membuat suhu kandang sangat dingin agar angsa mengira iklimnya sedang dingin, lalu angsa diberi makan terus menerus dalam sehari,” kata Sousa.
Sementara Sousa memilih cara lebih alami. Alih-alih memberi makan secara paksa, Sousa justru membiarkan angsa-angsanya menggemukkan hati secara alami, yakni ketika musim dingin datang.
Adapun makanan yang diberikan Sousa adalah jagung organik, kacang oak, zaitun, buah tin atau ara, dan rerumputan. Sousa membiarkan angsanya untuk merumput. Katanya, jika tidak sedang ingin makan biji-bijian, angsa suka makan rumput.
Selain itu, Sousa juga tidak memasang pagar di sekitar peternakannya. Sehingga angsa-angsanya bebas untuk datang dan pergi, juga berkeliaran semaunya, alih-alih mengurungnya di kandang sempit.