Dari bisnis yang perlahan-lahan berkembang besar itu, Bayu berhasil melunasi utang orangtuanya. Sapi-sapi yang ia bantu ternakannya, mampu menghasilkan susu murni dengan mutu tinggi di atas rata-rata kualitas yang ditetapkan pemerintah.
“Memelihara sapi perah itu kuncinya satu, yang penting mereka nyaman, makannya cukup, dan tidak stress. Kita harus memperlakukan mereka seperti peliharaan, bukan objek untuk dieksploitasi,” kata Bayu.
Dengan begitu, sapi-sapi itu dengan sendirinya akan memberikan timbal balik yang sangat positif. Buktinya, sapi-sapinya bisa menghasilkan susu murni berkualitas baik sehingga Bayu mudah mencari pelanggan.
Susu yang dihasilkan peternakan Bayu tidak menggunakan pengawet, sehingga hanya mampu bertahan tiga hari di freezer. Selain dari peternakannya sendiri, ia juga menerima susu dari peternak lokal.
“Peternak lokal kami akomodasi, kami beli susunya dengan harga lebih tinggi. Jadi peternak bisa meningkatkan kualitas susunya. Mereka bisa beli pakan yang layak, ketika pakan layak kan sapi makan enak. Kalau sapi makan enak, susu yang dihasilkan juga enak,” sambung Bayu.