Ini bukan tanpa alasan. Pasalnya, menurut dia, helikopter dengan berat 500 kg tersebut bisa mengangkut air sebanyak 2 ton.
Saat ini, untuk menyelesaikan helikopter hingga bisa terbang sempurna masih dibutuhkan dana lagi.
"Butuh tambahan Rp15 hingga Rp20 juta baru bisa terbang," katanya.
Diakuinya, di masa pandemi Covid-19 tidak mudah menyelesaikan helikopter. Apalagi usaha depot air minum isi ulangnya hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Namun, dengan keyakinan kuat tidak membuatnya putus asa.
"Coba-coba buat dari barang bekas, kita guyur-guyur membuatnya. Kumpulkan besi bekas, dua mesin motor matic," tuturnya.
Sementara, untuk bahan bakar, dirinya tidak menggunakan avtur sebagai mana bahan bakar pesawat terbang, tapi menggunakan BBM Pertalite.