Adapun ruas jalan tol yang dimiliki Jusuf Hamka diantaranya Ruas Tol Ir. Wiyoto Wiyono Cawang – Tanjung Priok, Tol Pelabuhan, Ruas Tol Bogor Outer Ring Road, Jalan Tol Depok Antasari, Tol Soreang – Pasirkoja, Tol Cileunyi – Sumedang – Dawuan, dan Jalan Tol Waru – Juanda.
Saat ini Jusuf menjabat sebagai Komisaris Utama PT Mandara Permai, Komisaris Independen PT Indomobil Sukses Internasional Tbk, Komisaris PT Indosiar Visual Mandiri, Komisaris PT Citra Margatama Surabaya, dan Komisaris PT Mitra Kaltim Resources Indonesia.
2. Selama 35 Tahun Tidak Taat Bayar Pajak
Didepan Sri Mulyani dan Suryo Utomo, Jusuf mengaku ikut tax amnesty jilid I karena tidak teratur membayar pajak dengan baik selama 35 tahun. Sri Mulyani tertawa mendengar penjelasan itu. Jusuf Hamka akhirnya menyetujui Amnesti Pajak yang juga dikenal sebagai pengampunan pajak jilid pertama. Pada kesempatan ini Jusuf mengajukan pajak sebesar Rp55 miliar setelah mengumumkan semua asetnya.
Ia juga menanggapi Program Pengungkapan Sukarela (PPS) yang merupakan lanjutan dari volume pengampunan pajak pertama. Program yang berlangsung sejak 1 Januari hingga 30 Juni 2022 itu diakui Jusuf bukan hanya sebagai program yang fair tapi lebih dari adil bagi para konglomerat.
3. Lebih Suka Pakai Outfit Sederhana
Punya uang yang tidak berseri karena nominal yang sangat banyak, kebiasaan mengejutkan Jusuf terungkap. Jusuf Hamka mendetailkan bahwa pakaian yang ia kenakan diantaranya jam tangan merek Seiko seharga Rp2 juta, sepatu merek Pakalolo seharga Rp300 ribu, baju Lacoste, dan celana jeans yang dibelinya di pasar pinggir jalan saat 20 tahun yang zlalu.
4. Pilih Makan di Pinggir Jalan
Netizen pun mengagumi kesederhanaan Jusuf Hamka setelah berulang kali kepergok makan di pinggir jalan. Tak ayal Jusuf menikmati menu warteg dan berbaur dengan masyarakat sekitar. Mencoba warung makan kaki lima sepertinya sudah menjadi passion Jusuf Hamka.
Termasuk saat mengunjungi warung nasi uduk dengan semur jengkol yang melegenda. Pada suatu waktu, Jusuf juga menyempatkan diri untuk menjaga orang-orang yang makan di sana. Ia juga terlihat menikmati nasi campur sederhana dalam warteg dengan teh panas, yang mungkin tidak biasa bagi seorang konglomerat seperti dia tetapi Jusuf sangat menikmatinya. (SNP)