Seperti yang diketahui, banyak perusahaan dan negara di dunia mulai menyadari urgensi untuk menggalakkan proyek-proyek konservasi dan lingkungan hidup. Sehingga banyak yang menyisihkan anggaran untuk mendanai proyek-proyek lingkungan hidup, salah satunya adalah proyek penyerapan karbon.
Tantangan yang dihadapi komunitas dan perusahaan lokal untuk masuk ke pasar karbon ini adalah persyaratan sertifikat karbon kredit. Dalam hal ini, teknologi Fairatmos membantu komunitas dan perusahaan untuk mengukur dan mengestimasi penyerapan karbon secara cepat, gratis, dan akurat.
“Kami sudah bantu lebih dari 60 organisasi yang punya lahan lebih dari 1 juta hektare di Indonesia untuk melihat potensi penyerapan karbon atas proyek yang dilakukan di lahan mereka,” lanjut Ria.
Fairatmos juga telah bertemu dengan banyak perusahaan di Indonesia untuk mempelajari kebutuhan perusahaan untuk menjalankan proyek penyerapan karbon. Selama menjalankan bisnisnya, Fairatmos juga telah mendapatkan pendanaan awal USD4,5 juta untuk pengembangan teknologi.
“Masalah penyerapan gas rumah kaca ini memang masalah dunia. Kami percaya teknologi yang kami berikan mulai dari uji kelayakan karbon, marketplace karbon kredit, bisa mengurangi jumlah karbon tersebut,” lanjut Ria.