12. Stock Split
Stock split adalah aksi korporasi di mana perusahaan emiten memecah nilai nominal atau harga saham dalam rasio tertentu. Dampak stock split adalah jumlah lembar saham yang menjadi lebih banyak, tetapi nilai sahamnya tidak berubah.
Sebagai contoh, jika suatu emiten melakukan stock split dengan rasio 1:5 di mana harga awal sahamnya adalah Rp10.000, lalu karena dipecah menjadi lima maka harganya menjadi Rp2.000 per lembar saham.
Investor yang semula memiliki 100 lot saham, kepemilikannya jadi bertambah menjadi 500 lot saham, tetapi nilai investasinya tetap. Hanya jumlah lembar sahamnya yang bertambah banyak.
Stock split bertujuan untuk menurunkan harga saham per lembar dan menambah jumlah lembar saham, sehingga saham dapat lebih mudah diperdagangkan (meningkatkan likuiditas) dan lebih terjangkau untuk dibeli investor.
13. Rights Issue
Rights issue adalah aksi korporasi di mana perusahaan emiten menerbitkan saham baru. Rights issue disebut juga hak yang melekat pada saham di mana pemegang saham sebelumnya dapat membeli efek baru ini terlebih dahulu, atau diprioritaskan.
Efek ini kemudian dapat dikonversikan menjadi saham atau waran sebelum akhirnya ditawarkan ke pihak lain atau investor baru. Rights issue dilakukan ketika perusahaan membutuhkan tambahan dana.
14. Likuiditas
Likuiditas adalah ukuran yang menunjukkan seberapa mudah saham diperjualbelikan di pasar. Saham yang likuid adalah saham yang aktif atau sering diperdagangkan sehari-hari. Likuiditas adalah salah satu faktor yang sering dipertimbangkan oleh investor sebelum membeli saham.
Karena saham yang tidak likuid cenderung lebih sulit dijual, sekalipun harganya menarik. Sementara saham yang likuid mudah dibeli dan dijual, sekalipun harganya kurang menarik.