Sahala menambahkan, hingga kuartal I-2023, pasar IPO Indonesia telah menyaksikan 30 IPO dengan nilai penerbitan berkisar dari USD1,91 juta dari Mitra Tirta Buwana (SOUL) dan USD596 juta dari Pertamina Geothermal (PGEO).
Opini ekonomi makro berkaitan erat dengan faktor-faktor risiko yang relevan dengan pasar modal, meliputi kenaikan tingkat inflasi yang dapat mendorong bank sentral untuk lebih memperketat langkah-langkah moneter.
Dengan demikian, terdapat peningkatan tingkat diskonto dalam jangka pendek hingga menengah, serta menghasilkan estimasi valuasi yang lebih rendah dan sentimen negatif pasar atas antisipasi resesi global di tengah gejolak perbankan global baru-baru ini.
Melihat lebih dekat kondisi Indonesia, produk domestik bruto (PDB) diproyeksikan tumbuh sebesar 3,6-5,0% dan inflasi stabil dengan panduan Bank Indonesia sebesar 3-4%.
Per 31 Maret 2023, Bursa Efek Indonesia (BEI) memiliki 44 emiten yang akan IPO. Tiga sektor teratas menurut jumlah calon emiten adalah consumer non-cyclical sebanyak 11 calon emiten, 6 industri dasar, dan 6 sektor teknologi.