sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

31 Tahun Lebih Berinvestasi, Intip Beberapa Saham Lo Kheng Hong

Market news editor Shifa Nurhaliza
16/07/2021 15:45 WIB
Daftar saham Lo Kheng Hong di pasar modal mampu memberikannya keuntungan hingga Rp16 miliar dengan aset yang dimiliki sebesar Rp2,5 triliun.
Valuasi Saham (Ilustrasi)
Valuasi Saham (Ilustrasi)

IDXChannel - Daftar saham Lo Kheng Hong di pasar modal mampu memberikannya keuntungan hingga Rp16 miliar dengan aset yang dimiliki sebesar Rp2,5 triliun. Beliau merupakan investor yang berinvestasi pada perusahaan-perusahaan yang sektornya tengah mengalami kemerosotan, namun masih memiliki prospek baik di masa mendatang.

Di kalangan pelaku pasar modal, siapa yang tidak mengenal Lo Kheng Hong. Jagoan investasi saham yang dijuluki Warren Buffet-nya Indonesia. Menurut Pria yang sudah 31 tahun berinvestasi saham itu, kalau Anda ingin kaya, bursa efek lah tempatnya. Investasi saham berarti Anda membeli saham perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Itu artinya juga Anda menjadi pemilik perusahaan tersebut. Anda berhak mengikuti Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang digelar secara berkala dan mendapatkan dividen atau pembagian keuntungan perusahaan.

“Dikatakan 3.130 alumni Universitas Harvard punya uang 30 juta dolar ke atas. Dikalikan Rp 15.000, berarti Rp 450 miliar. Jadi, 1% yang punya itu (uang). Tetapi sekarang saya lebih kaya dari 99% lulusan Harvard,” ungkap Lo Kheng Hong sambil mengenang masa kuliah yang serba prihatin dalam acara webinar CSME 2020, seperti dikutip dari YouTube BEI.

Mengutip berbagai sumber, Jumat (16/7/2021), pria lulusan fakultas sastra itu mengaku, ada beberapa saham yang memberi cuan hingga ribuan persen. Membuat dirinya kaya raya.

1. Saham PT Indika Energy Tbk (INDY)

Membeli saat harga batu bara anjlok pada tahun 2016. Kala itu, saham INDY diperdagangkan di harga terendah Rp 106 per lembar. Lo Kheng Hong menjadi pemegang saham terbesar ke-4 di Indika.

Saham INDY didekap selama 2 tahun. Awal tahun 2018, harga batu bara naik dari 50 dolar menjadi 100 dolar per ton. Harga saham INDY pun langsung terbang menjadi Rp 4.550 per lembar atau harga tertinggi. Lalu Lo Kheng Hong menjual saham tersebut dan untung 4.000% hanya dalam 2 tahun.

2. Saham PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP)

Membeli tahun 2017 saat harga saham INKP Rp 1.000 per lembar, kemudian naik menjadi Rp 20 ribu per lembar dan dijual. Dalam waktu 1,5 tahun, untung 1.900%.

“Saham Indah Kiat telah memperkaya saya, teman-teman yang mengikuti, dan investor saham yang memilikinya,” kata mantan Pegawai Tata Usaha di salah satu bank ini.

3. Saham PT United Tractor Tbk (UNTR)

Tahun 1998, membeli saham UNTR seharga Rp 250 per lembar, disimpan atau dibiarkan ‘tidur’ selama 6 tahun. Lalu menjualnya di harga Rp 15 ribu per lembar. Cuan 5.900%.

Lo Kheng Hong memberikan tips investasi saham di CMSE 2020 yang disiarkan dalam Youtube IDX  Channel:

1. Kenali saham yang akan Anda beli

Kenali saham apa yang akan Anda beli. Beli lah saham yang Anda kenali. Jangan membeli saham dalam karung. Bursa saham tidak kenal belas kasihan dan tidak pernah memberi ampun kepada orang yang tidak tahu apa yang dia beli.

2. Jangan pernah membeli saham dari orang yang tidak jujur

Kalau Anda mempercayakan uang ke orang yang tidak jujur dan tidak berintegritas, maka uang Anda akan habis.

3. Beli saham perusahaan yang usahanya bagus dan laba besar

Ketika memiliki perusahaan yang untung besar, Anda seperti mempunyai mesin pencetak uang.

4. Tidur

Ketika Anda sudah memiliki saham perusahaan yang hebat, langkah terbaik adalah ‘tidur.’ Tidur di sini maksudnya adalah tidak bertindak apapun. Saham disimpan saja dalam jangka panjang. Dengan tidur, Anda memberi kesempatan saham bagus untuk bertumbuh.

“Tidur adalah jalan untuk meraih kekayaan. Investor yang bijak dapat menghasilkan uang ketika dia tidur. Kalau kerja keras (diutak atik), Anda justru akan terpancing untuk menjual saham,” saran pengoleksi saham BMTR itu.

5. Beli saham perusahaan yang labanya tumbuh

Lo Kheng Hong mencontohkan saham Bank BRI. Dari laba Rp 25 triliun di tahun 2015 menjadi Rp 34 triliun pada tahun lalu. Dalam kurun waktu 4 tahun, labanya terus meningkat. (NDA)

Halaman : 1 2 3 4
Advertisement
Advertisement