1. Saham PT Indika Energy Tbk (INDY)
Membeli saat harga batu bara anjlok pada tahun 2016. Kala itu, saham INDY diperdagangkan di harga terendah Rp 106 per lembar. Lo Kheng Hong menjadi pemegang saham terbesar ke-4 di Indika.
Saham INDY didekap selama 2 tahun. Awal tahun 2018, harga batu bara naik dari 50 dolar menjadi 100 dolar per ton. Harga saham INDY pun langsung terbang menjadi Rp 4.550 per lembar atau harga tertinggi. Lalu Lo Kheng Hong menjual saham tersebut dan untung 4.000% hanya dalam 2 tahun.
2. Saham PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP)
Membeli tahun 2017 saat harga saham INKP Rp 1.000 per lembar, kemudian naik menjadi Rp 20 ribu per lembar dan dijual. Dalam waktu 1,5 tahun, untung 1.900%.
“Saham Indah Kiat telah memperkaya saya, teman-teman yang mengikuti, dan investor saham yang memilikinya,” kata mantan Pegawai Tata Usaha di salah satu bank ini.
3. Saham PT United Tractor Tbk (UNTR)
Tahun 1998, membeli saham UNTR seharga Rp 250 per lembar, disimpan atau dibiarkan ‘tidur’ selama 6 tahun. Lalu menjualnya di harga Rp 15 ribu per lembar. Cuan 5.900%.