Adapun Adaro Energy sebelumnya telah menggelar program buyback terhitung sejak 24 Desember 2021 yang berakhir pada 23 Maret 2022. Namun demikian, perseroan belum merinci jumlah saham yang berhasil dibeli selama program buyback tersebut.
ADRO akan buyback saham dengan jumlah sebanyak-banyaknya Rp 4 triliun. Sesuai POJK Nomor 2/2013 dan SEOJK Nomor 3/2020, jumlah saham yang akan dibeli kembali tidak akan melebihi 20 persen dari modal disetor dengan ketentuan paling sedikit saham yang beredar adalah 7,5 persen dari modal disetor perseroan.
Hingga akhir 2021, Adaro Energy membukukan lonjakan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar 535,34 persen menjadi USD933,49 juta pada 2021, dibandingkan tahun sebelumnya senilai USD146,92 juta. Kenaikan sejalan dengan kenaikan pendapatan usaha dari USD2,53 miliar menjadi USD3,99 miliar.
Presiden Direktur dan Chief Executive Officer Adaro Energy Indonesia Garibaldi Thohir mengatakan, kondisi pasar yang kondusif menopang kinerja perseroan pada 2021.
“Kami membukukan profitabilitas yang solid. Hal ini membuat kami dapat meningkatkan kontribusi terhadap negara melalui royalti dan pajak,” tutupnya. (RAMA)