IDXChannel - PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) masih menunggu pelunasan utang proyek pembangunan LRT Tahap I dari PT Kereta Api Indonesia (KAI) sekitar Rp2,2 triliun.
Direktur Utama ADHI, Entus Asnawi Mukhson mengatakan, pembangunan LRT Jabodebek menelan biaya sekitar Rp25,5 triliun. Namun hingga saat baru dibayar oleh PT KAI sekitar Rp23,3 triliun. Sehingga masih terdapat kewajiban PT KAI untuk melunasi kekurangan tersebut.
Ia menyebut saat ini perseroan telah mendapatkan penegasan dari Kementerian Keuangan terkait pelunasan utang PT KAI. Rencananya utang tersebut akan dilunasi lewat Penyertaan Modal Negara (PMN) atau subsidi ke PT KAI, baru dibayarkan untuk pelunasan utang.
"Proses saat ini, kami sudah mendapatkan penegasan dari Kementerian Keuangan bahwa pembayaran akan dilakukan melalui KAI, baik melalui skema PMN atau skema subsidi ke KAI," ujarnya dalam Konferensi Pers Public Expose ADHI secara virtual, Senin (8/9/2025).
Entus mengatakan saat ini proses pencarian PMN atau subsidi ke PT KAI untuk melakukan pelunasan utang proyek tersebut masih dalam tahap kajian. Ia tidak menyebut kapan proses pelunasan proyek LRT ini akan dilakukan.
"KAI nanti ke ADHI akan membayar secara penuh, dan ini sedang dalam proses amandemen, dan masih menunggu kajian untuk mendapatkan angka-angka komersial yang nanti akan di bahas dengan kementerian keuangan," tutur dia.
Entus mengatakan pelunasan utang proyek LRT itu akan berdampak pada pelunasan beberapa kewajiban perseroan. Seperti utang perseroan kepada supplier, hingga utang ke perbankan.
Liabilitas ADHI pada triwulan II-2025 mencapai Rp24,7 triliun, atau menurun 8 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebagai dampak pelunasan kewajiban. Sedangkan ekuitas ADHI pada triwulan II-2025 sebesar Rp9,7 triliun. Rasio DER Interest Bearing Debt ADHI sebesar 0,89x dan rasio Total Liabilitas terhadap Ekuitas ADHI sebesar 2,55x.
"Kalau ini bisa turun lagi, ini bagian dari modal kerja yang akan kita gunakan ke depan, juga beberapa proyek lain yang punya piutang besar yang kita proses pencairannya," tutur dia.
Pada kesempatan itu, Entus juga menyinggung terkait rencana pembangunan LRT Tahap 2. Proyek tersebut tengah dikaji untuk mencari skema pembiayaan agar bisa dikerjakan tanpa banyak melibatkan kas negara.
"LRT Tahap Pertama 44 Km. Itu untuk yang sudah kita bangun dan sudah beroperasi saat ini. Tahap 2 bagaimana lebih banyak melibatkan misalnya dana-dana di luar pemerintah untuk kerja sama dengan PT KAI," katanya.
(kunthi fahmar sandy)