Dalam rights issue jilid I, Poh Group juga menggandeng AOF sebagai standby buyer. Selain melunasi bridging loan, dana hasil rights issue akan digunakan untuk modal kerja pra-operasi usaha tambang, biaya konsultan terkait penilaian keuangan dan hukum terkait aset tambang di Mongolia, Kamboja, dan Indonesia yang akan dikonsolidasikan dalam laporan keuangan NINE.
Selain itu, perseroan juga akan menggelar rights issue jilid 2 dengan nilai lebih besar yakni USD200 juta atau Rp3,2 triliun. Aksi korporasi ini ditargetkan terlaksana pada akhir 2025 atau awal 2026. Dua rights issue ini menjadi syarat pengambilalihan NINE oleh Poh Group.
(Rahmat Fiansyah)