Penurunan laba disebabkan turunnya penjualan. Perseroan membukukan penjualan bersih sebesar Rp39,5 triliun pada 2021, turun 7,97% dari Rp42,97 triliun pada 2020.
Meski pertumbuhan penjualan domestik melambat sebesar 8,0% pada tahun 2021, Perseroan tetap berhasil mencatat penjualan bersih sebesar Rp39,5 triliun.
Kategori Foods & Refreshment menjadi penopang utama pertumbuhan dengan membukukan pertumbuhan penjualan sebesar 1,4% di tahun 2021.
dapun pada 2021, harga pokok penjualan berhasil ditekan menjadi Rp19,9 triliun dari Rp20,5 triliun pada 2020. Hasilnya, laba kotor menjadi Rp19,6 triliun, turun 12,6% dari Rp22,46 triliun.
Laba sebelum bunga, pajak, penyusutan dan amortisasi (EBITDA) mencapai Rp8,76 triliun, turun 17% dari Rp10,55 triliun pada 2020. Laba per saham dasar turun dari Rp188 menjadi Rp151. (TYO)