Shifa Nurhaliza
IDXChannel - Maskapai Japan Airlines Co mengalami kerugian bersih terbesar dalam sejarah perusahaan tersebut melantai di bursa saham Tokyo. Kerugian ini akibat dampak dari pandemi covid-19 yang tidak kunjung berakhir.
Mengutip 1st Session Closing Market IDX Channel, Rabu (4/8/2021), Japan Airlines membukukan kerugian operasional kuartal I per akhir Juni 2021 sebesar 82,65 miliar yen atau setara USD756,87 juta. Kerugian Japan Airlines meningkat 131 miliar yen dibandingkan pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Mengutip Bloomberg, kerugian kuartal pertama operator itu sebesar 93,7 miliar yen atau setara USD89 juta atau setara Rp1,3 triliun. Angka tersebut mencerminkan kerugian terbesar sejak terdaftar di bursa saham Tokyo pada 2012.
Sejak saat itu, korporasi maskapai JAL hanya membukukan satu kerugian kuartalan lainnya pada Januari-Maret tahun ini. Pandemi Covid-19 telah memukul industri penerbangan secara global dan memaksa maskapai untuk melakukan pengurangan aktivitas yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Perseroan merugi sebesar 286,69 miliar yen untuk tahun fiskal yang berakhir pada 31 Maret 2021. Menurut informasi dalam laporan keuangan, kas dan setara kas JAL memang masih tumbuh 24,06 persen year on year menjadi 408,34 miliar yen selama setahun fiskal lalu.
