sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Alumindo (ALMI) Stop Produksi Imbas Penjualan Anjlok

Market news editor Rahmat Fiansyah
29/10/2024 09:32 WIB
PT Alumindo Light Metal Industry Tbk (ALMI) mengumumkan rencana penghentian produksi aluminium lembaran (rolling).
PT Alumindo Light Metal Industry Tbk (ALMI) mengumumkan rencana penghentian produksi aluminium lembaran (rolling). (Foto: Dok. Alumindo)
PT Alumindo Light Metal Industry Tbk (ALMI) mengumumkan rencana penghentian produksi aluminium lembaran (rolling). (Foto: Dok. Alumindo)

IDXChannel - PT Alumindo Light Metal Industry Tbk (ALMI) mengumumkan rencana penghentian produksi aluminium lembaran (rolling) imbas penjualan perseroan yang anjlok dalam beberapa tahun terakhir.

ALMI merupakan emiten yang telah listing di pasar modal Indonesia sejak Januari 1997. Saat itu, harga IPO ALMI dipatok Rp1.300 per saham dan perseroan meraup dana Rp120 miliar.

Direktur & Corporate Secretary ALMI, Wibowo Suryadinata menyebut, pendapatan perseroan terus turun dalam lima tahun terakhir. Kinerja Alumindo mencapai titik terendah dari yang biasa menjual 10.000 ton per bulan menjadi kurang dari 2.000 ton per bulan.

Saat IPO, kata Wibowo, ALMI adalah produsen rolling terbesar di Asia Tenggara. Namun, kinerja Alumindo mulai turun sejak tahun 2018.

"Perseroan terkena dampak akibat penetapan tarif bea masuk ke negara Amerika yang merupakan negara tujuan ekspor utama," kata Wibowo melalui keterbukaan informasi, Selasa (29/10/2024).

Perseroan, kata dia, telah berupaya mencari pasar baru dan mencari mitra atau investor di sektor aluminium lembaran. Namun, upaya tersebut belum membuahkan hasil.

Selain melakukan perbaikan operasional, ALMI juga melakukan aksi korporasi berupa rights issue pada tahun 2021 dengan pengumpulan dana Rp800 miliar untuk meringankan beban utang. Namun, kondisi perusahaan tak kunjung membaik.

"Hingga akhirnya manajemen memutuskan untuk menghentikan kegiatan operasi untuk jangka waktu yang belum ditentukan," ujarnya.

Wibowo mengatakan, Alumindo menghentikan seluruh aktivitas, baik produksi, administrasi, maupun penjualan. Dengan keputusan ini, maka seluruh pos, baik pendapatan maupun beban akan berhenti, kecuali biaya bunga bank dan kewajiban iuran.

"Sampai saat ini, manajemen perseroan tetap berusaha mencari investor/rekanan untuk mencari target pasar baru maupun peningkatan fasilitas operasi," kata Wibowo.

Hingga 30 September 2024, Alumindo mencatat penjualan mencapai Rp277 miliar. Namun, pendapatan tersebut tak mampu menutup beban operasional sehingga perseroan merugi Rp76 miliar.

(Rahmat Fiansyah)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement