IDXChannel – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) rebound pada sesi I perdagangan Rabu (10/9/2025), mencoba mengakhiri tren penurunan selama tiga hari berturut-turut.
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 11.43 WIB, IHSG naik 1,01 persen ke level 7.705,72. Nilai transaksi tercatat mencapai Rp7,97 triliun dan volume perdagangan 14,25 miliar saham.
Sebanyak 434 saham menguat, 259 melemah, dan 263 sisanya stagnan.
Pengamat pasar modal Michael Yeoh menjelaskan, pergerakan indeks saat ini lebih merupakan kenaikan teknikal.
“Ini hanya proses technical rebound dari area sideways IHSG, yaitu 7.550–7.900,” ujarnya, Rabu (10/9/2025).
Namun, menurut dia, dibutuhkan pemicu yang lebih besar agar IHSG bisa menembus level atas kisaran tersebut. “Untuk IHSG menembus area 7.900 kita perlu katalis yang kuat, yang saat ini memang masih belum terlihat,” imbuh Michael.
IHSG sempat tertekan dalam dua hari terakhir seiring investor asing melakukan aksi jual besar-besaran, terutama di saham perbankan utama, merespons negatif kabar reshuffle kabinet pemerintahan Prabowo-Gibran yang menyeret nama Sri Mulyani.
Sebelumnya, Founder WH Project, William Hartanto, memberikan sejumlah saran bagi investor di tengah kondisi IHSG saat ini. Menurut dia, ada beberapa strategi yang bisa dipertimbangkan.
“Sebenarnya cukup banyak yang menarik untuk diperhatikan dan metodenya pun variatif,” ujar William, Selasa (9/9/2025).
Ia mencontohkan, salah satunya adalah dengan menerapkan strategi mengikuti tren. “Misalnya, strategi trend following pada saham-saham emas, karena mengikuti tren harga komoditas,” katanya.
Selain itu, William juga menilai strategi akumulasi secara bertahap bisa menjadi pilihan. “Atau cicil beli pada saham-saham yang secara fundamental memiliki valuasi yang murah,” jelas dia.
Tak hanya itu, ada pula pendekatan yang lebih konservatif. “Strategi lainnya adalah wait and see, menunggu pasar bottoming ditandai dengan konsolidasi, lalu mulai cicil beli bertahap,” ujar William.
Secara umum, William menilai pelemahan pasar saat ini bukan semata-mata akibat mundurnya eks Menteri Keuangan Sri Mulyani.
"IHSG masih akan melemah. Sebenarnya, ini bukan sepenuhnya karena efek Sri Mulyani mundur," ujar William.
Ia menjelaskan, Sri Mulyani selama ini juga membawa cukup banyak sentimen negatif ke pasar. "Contohnya kenaikan cukai rokok setiap tahunnya. Ini kemudian melumpuhkan industri rokok dan saham-saham dari sektor tersebut perlahan membebani pasar juga," imbuh William.
William menekankan, arah IHSG sejak awal memang cenderung melemah. "Cuma kebetulan diperparah dengan adanya beberapa sentimen negatif tambahan, seperti demo dan reshuffle ini," katanya.
Meski demikian, ia melihat sisi positif dari kondisi terkini. "Tapi kabar baiknya, dengan kejatuhan yang cepat, maka recovery market juga bisa cepat," ucap William. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.